KONGRES 4 IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Berhimpun dalam perhimpunan Ikatan Alumni untuk jalin silaturahim dan memberikan suara dalam Pemilu Raya Ikatan Alumni UPN Veteran Jakarta.

Silaturahmi Alumni UPNVJ Lintas Jurusan sebagai Pra Kongres

Silaturahmi Alumni UPNVJ Lintas Jurusan di CAFE FIFO yang berlangsung dua kali adalah tonggak digagasnya perhimpunan ikatan alumni yang harus diawali dengan Kongres Alumni UPNVJ.

Keinginan Kuat Memiliki Ikatan Alumni UPNVJ

Dengan keinginan kuat dan upaya intensif untuk berhimpun dalam Ikatan Alumni, maka dimulailah pembukaan Kongres Alumni UPNVJ yang Perdana di Gedung Auditorium Fakultas Kedokteran jam 08.00 tanggal 14 Mei 2011.

Kongres Alumni UPNVJ terlaksana dengan Antusias

Masa-masa aktif dalam lembaga kemahasiswaan seperti terulang dalam bertemunya berbagai pendapat pada saat pembuatan mekanisme lembaga perhimpunan Alumni UPNVJ dalam Kongres yang pertama kali terselenggara.

Rapat-Rapat Kerja Maraton Kepengurusan IKA UPNVJ

Semuanya tidak semudah yang dibayangkan, setelah berjalanya Kongres lalu berjalanlah rapat-rapat kerja pembentukan kepengurusan yang begitu dinamis untuk menggambarkan banyaknya aspirasi yang harus diserap.

Menghadiri Undangan Wisuda, Serah Terima Alumni Baru

Tanggung jawab alumni yang paling terus bertambah tiap tahunya adalah bertambahnya kelulusan alumni baru yang siap memasuki dunia kerja, di sini peran alumni untuk mensupport berbagai informasi kebutuhan kerja diuji.

SPECIAL

Senin, 12 Mei 2014

POPON LINGGA GENI TERPILIH MENJADI KETUA IKA UPNVJ 2014-2017


Popon Lingga Geni, sosok yang sudah tidak asing lagi di kalangan alumni UPNVJ dalam kiprah peranya pada student movement tahun 1998 di mana pada saat itu yang bersangkutan duduk sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa hasil dari Musyawarah Besar Mahasiswa (MBM) yang Pertama yang membangun tonggak progresifitas pergerakan mahasiswa UPNVJ, yang dibangun mulai tahun1996 dengan kaderisasi pimpinan-pimpinan lembaga kemahasiswaan di UPNVJ secara preogresif.

Pada periode kepengurusan IKA UPNVJ 2011-2014 Popon Linga Geni yang keseharianya aktif bekerja sebagai Direktur di Jaringan Suara Indonesia (JSI) ini duduk sebagai Staff Ahli di IKA UPNVJ, yang peranya signifikan dalam bersama-sama membangun Ikatan Alumni UPNVJ dari kongres yang pertama bersama Mulyadi Widodo sebagai ketua terpilih di perionde 2011-2014. Kepahamanya atas kebutuhan IKA UPNVJ dalam perspektif managerial ke depan atas upaya dukunganya terhadap kepengurusan IKA sebelumnya, menjadi tidak meragukan lagi untuk seluruh Ikatan Alumni Fakultas dan Jurusan memilihnya secara aklamasi sebagai ketua IKA UPNVJ periode 2014-2017.


Seperti kita ketahui bahwa Kongres Ikatan Alumni UPNVJ yang dimulai dari pukul 15.00 hari Sabtu 10 Mei 2014 ini mengagendakan berbagai materi untuk dibahas yaitu di antaranya materi Tata Tertib Kongres yang cukup alot untuk disyahkan sampai masalah kuorum terpecahkan dengan rekomendasi ikatan alumni jurusan yang aktif sebanyak 13 ikatan alumni jurusan dari 14 ikatan alumni jurusan yang aktif hadir dalam kongres. Ciri dinamisasi sangat terlihat dari interupsi dan penyampaian pendapat yang lugas dan toleran, serta pemecahan masalah yang subtantif dan sistematis. Beberapa kali lobi-lobi dilakukan untuk memutuskan Tata Tertib Sidang.

Duduk pada podium sidang terdepan adalah Steering Comittee (SC) yang terdiri dari Bambang Heda (Koordinator), dengan Anggota SC antar lain Agung Priyambudi, Deni Lesmana, Popon Lingga Geni, Yoosca Sakanti Dewi, Himawan Syaputra, Setia Gunawan, Agus Hermanto, Komar dan Tomy Patria dengan jumlah 9 yang hadir dari 11 anggota SC. Dalam hal ini SC yang tidak hadir adalah Boy Priyambodo dan Reza Pahlevi oleh karena berhalangan karena pekerjaan.


Sebelum pembahasan Tata Tertib Sidang, di hadapan 11 delegasi ikatan alumni jurusan dari 14 ikatan alumni jurusan yang aktif, dilakukan LPJ Dewan Pengurus IKA UPNVJ periode 2011-2014. Mulyadi Widodo sebagai ketua menyampaikan paparan pertanggungjawaban dengan lugas dan jelas memaparkan berbagai capaian dan yang belum tercapai dari kepengurusan pada periodenya. Pimpinan sidang yang dipimpin langsung oleh Koordinator SC Bambang Heda yang aktif bekerja di ICDL Indonesia ini mengakomodir 2 sesi pertanyaan dengan masing masing 3 pertanyaan untuk membahas laporan pertanggungjawaban tersebut. Berbagai dukungan apresiatif dan masukan terhadap program-program IKA UPNVJ tersampaikan melalui sesi pertanyaan yang terjadi sangat interaktif dan dinamis. Walhasil sidang memutuskan untuk MENERIMA laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Ikatan Alumni UPNVJ periode 2011-2014, sampai pada keputusan kepada Ketua Dewan Pengurus dinyatakan DEMISIONER.

Pembahasan Tata tertib Sidang yang dipimpin langsung oleh pimpinan sidang Deni Lesmana yang keseharianya aktif sebagai Direktur Utama di Jaringan Nusantara (Jarinusa), memakan waktu lebih dari 3 jam yang dimulai dari jam 20.00 sampai dengan jam 23.00 lebih menghasilkan kesepakatan pemilik hak suara adalah delegasi 14 ikatan alumni aktif dimana yang hadir sejumlah 13 ikatan alumni aktif. Baru setelahnya dilakukan pembahasan Materi Anggaran Dasar dengan rekomendasi perubahan yang sudah terlebih dahulu dibahas dalam Pra Kongres Ikatan Alumni UPNVJ yang sudah terlaksana terlebih dahulu pada tanggal 3-4 Mei 2014 di wisma TNI Angkatan Udara di Cisarua Bogor. Menitikberatkan pada rekomendasi tersebut, maka pembahasan berjalan lancar dan mengalami sedikit pembahasan panjang pada pasal Anggota Alumni dan periode kepengurusan Dewan Pengurus IKA UPNVJ yang disepakati tetap pada 3 tahun.


Pembahasan selanjutnya adalah GBHP atau Garis Besar Haluan Program Ikatan Alumni dengan rekomendasi perubahan pada pokok bahasan Arah dan Strategi yang merekomendasikan perubahan dia Strategi jangka Pendek. Bahwa strategi jangka pendek lebih mengedepankan pada aspek pembangunan sistim infrastruktur ikatan alumni dengan target capaian pragmatis yang berhasil diurai oleh dewan pengurus periode sebelumnya dalam matrix program yang secara sistematis tergambar dengan jelas aktualisasi sasaranya, sehingga direkomendasikan untuk masuk ke dalam sasaran strategi jangka pendek. Pokok pembangunan database alumni dan pengaktifan ikatan alumni di daerah-daerah di seluruh Indonesia di antaranya mengemuka seiring dengan masukan dari peserta sidang tentang preview yang harus dibangun dalam jangka pendek program ikatan alumni.

Dalam pembahasan materi GBHP, dipimpin oleh Komar sebagai pimpinan sidang yang keseharianya aktif sebagai Manager Regional Asia di Med Jhonson ini merekomendasikan bahwa sasaran strategi jangka pendek secara redaksional direkomendasikan kepada Dewan Pengurus terpilih untuk menyusunya. Hal-hal pada poin-poin strategi jangka pendek tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Membangun dan mengembangkan sistem informasi alumni sebagai bentuk profile ikatan alumni dalam angka. (tambahan)
b. Membangun Database alumni yang bisa diakses datanya setiap saat oleh alumni.
c. Memfasilitasi pembentukan Ikatan Alumni Jurusan. (usulan)
d. Membangun jaringan alumni di daerah-daerah di seluruh Indonesia. (tambahan)
e. Penguatan lembaga Ikatan Alumni dan kaderisasi kepengurusan. (tambahan)
f. Perencanaan keuangan lembaga melalui pendirian Badan Usaha dan atau sejenisnya. (tambahan)
g. Prespektif program ikatan alumni dalam menjembatani dan atau menciptakan lapangan pekerjaan. (tambahan)
h. Mengoptimalisasikan kesekretariatan IKA dengan recruitment alumni sebagai officers.
i. Membangun citra positif IKA-UPNVJ di seluruh lapisan masyarakat dalam pengertian luas maupun terbatas.
j. Membangun kemitraan dan melakukan mediasi dengan sivitas akademika UPN “Veteran” Jakarta, kerjasama strategis dengan lembaga pemerintah, swasta nasional, dan internasional baik formal maupun informal agar pelaksanaan program dapat berjalan secara terpadu.
k. Meningkatkan partisipasi dan sikap proaktif dalam menyikapi fenomena yang berkembang di masyarakat.

Sampai setelah GBHP disepakati untuk ditutup pembahasanya dan direkomendasikan pada poin sasaran strategi jangka pendek, maka masuklah pada agenda pembahasan Mekanisme Pemilihan yang masih dipimpin oleh Komar sebagai Pimpinan Sidang, yang menghasilkan Kopisi Pemilu yang terdiri dari Tomy Patria Edwardi yang berkarir di PNS di salah satu Kecamatan di Tangerang Selatan yang sedang berencana maju sebagai Calon Wali Kota Tangerang Selatan. 2 anggota yang lainya adalah Zulhar Mochdar dan Edward keduanya profesional di bidang Organizer dan Marine Survey.

Bahwa beberapa hari sebelumnya santer diberitakan akan ada 3 calon yang akan mengisi bursa, diantaranya Mutiara Hanum seorang Kombes yang aktif di kepolisian dan Kolonel Agus yang aktif di Angkatan Darat. Namun sampai dengan Komisi pemilihan berjalan hanya ada 1 nama yang masuk mengisi formulir pendaftaran Calon Ketua yaitu Popon Lingga Geni. Pada akhirnya ke-13 Delegasi dari 14 Ikatan Alumni yang aktif di UPNVJ, keseluruhanya memilih secara aklamasi kepada Popon Lingga Geni sebagai Ketua Terpilih periode 2014-2017. Sangat layak untuk disyukuri bahwa setidaknya rantai bangunan IKA UPNVJ akan link match dengan periode kepengurusan sebelumnya yang diketuai oleh Mulyadi Widodo sebagai yang bersama-sama menggawangi lahirnya Ikatan Alumni melalui kongres yang formal dan dinamis.

Untuk selanjutnya Popon Lingga Geni sebagai ketua Umum Dewan Pengurus IKA UPNVJ menunjuk Suparwo Abdullah seorang entepreanur di berbagai bidang untuk mendampinginya sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjend) IKA UPNVJ. Hal yang kembali berulang adalah bahwa Popon Linga Geni kebetulan dari angkatan 1994 sama seperti dengan Mulyadi Widodo, dan Suparwo Abdullah adalah angkatan 1993 sama seperti Setia Gunawan juga berasal dari angkatan 1993. Setia Gunawan sekarang diketahui aktif sebagai Pemimpin redaksi di Majalah Celular ternama yang buku-buku panduan pengenalan produk celularnya bisa dengan mudah didapatkan di toko-toko buku ternama.

Dengan terpilihnya Popon Lingga Geni sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni UPNVJ dan Suparwo Abdullah yang mendampinginya sebagai Sekjen IKA UPNVJ, maka periode kepengurusan 2014-2017 resmi berjalan SELAMAT dan SUKSES. Dan dengan mengucapkan Syukur walhamdulillah, Kordinator SC menutup secara resmi Kongres Ikatan Alumni UPNVJ dengan mengucapkan Hadza Wallah Yar 'Ana Wayagh Fadzna, Walhamdulillahirobbil'alamin.

(BHD-red).

SAMBUTAN REKTOR DALAM KONGRES IKATAN ALUMNI UPNVJ


Rektor UPN Veteran Jakarta berkenan hadir dalam  memberikan dukungan dan sambutan atas dilaksanakanya Kongres Ikatan ALumni UPNVJ ke-2, berlangsung di Buperta Cibubur pada tanggal 10-11 Mei 2014. Mobil rektor memasuki halaman lobi gedung pertemuan Cut Nyak Dien saat kongres belum dimulai sekitar jam 11 siang hari sabtu 10 Mei 2014, disambut langsung oleh Ketua Umum Ika Sdr. Mulyadi widodo yang akan segera mengakhiri jabatanya di periode 2011-2014 ini.

Berhubung Kongres belum dimulai oleh karena masih menunggu peserta kongres yang sebagian besar masih dalam perjalanan, maka dilakukanlah ramah tamah dengan panitia pelaksana dan pengurus IKA UPNVJ. Keakraban yang tercipta atas perhatian besar Rektor terhadap Ikatan Alumni UPNVJ berlanjut pada makan siang bersama di Wisma Ken Dedes sambil dilakukan diskusi interaktif tentang berbagai hal baik tentang topik kampus maupun di luar kampus. Topik tentang politik yang sedang menghangat juga tidak terlepas dari diskusi interaktif secara informal tersebut.

Setelah rektor acara makan siang bersama dan diskusi interaktif dengan alumni, Rektor menunaikan Shollat Dzuhur yang dilanjutkan dengan acara resmi sambutan pelaksanaan kongres ikatan alumnni UPNVJ di gedung serba guna Cut Nyak Dien, dimana sudah terpasang rapi sekitar 150 tempat duduk dengan podium kongres dan back drop besar pelaksanaan kongres. Pada saat itu peserta kongres yang sudah hadir menempati tempat duduk kongres untuk mendengarkan sambutan rektor dengan penuh perhatian dan semangat.

Rektor memberikan sambutan bahwa pada tahun 2014 ini juga status kenegerian UPNVJ sudah akan terealisasi dengan sudah diserahkanya aset bergerak dan aset tidak bergerak ke Dikti. kekurangan persyaratan yang lain adalah UPNVJ harus menyediakan lahan seluas 25 Ha lagi untuk area pembangunan kampus yang baru sebagai sarana kegiatan belajar dan mengajar civitas akademika UPNVJ. Dalam hal penyediaan lahan tanah, UPN Veteran Jakarta lah yang masih harus paling luas penyediaan penambahan lahan tanahnya dibandingkan dengan UPN Veteran Yogyakarta dan UPN Veteran Jawa Timur yang sama-sama akan berubah menjadi negeri yang sudah berproses dari tahun 2010 silam.

Disebutkan oleh rektor bahwa kita semua layak untuk bersyukur karena 25 Ha lahan yang dimaksud sudah sedang dalam proses pembebasan yang letaknya sekitar 6 KM dari kampus UHAN - Universitas Pertahanan di Sentul Bogor, namun belum disebutkan pasti di mana tempat lahan yang dimaksud. Rektor juga menyebutkan bahwa dari ketiga UPN, UPNVJ memiliki dana kas yang paling besar dari ketiganya untuk mampu membeli lahan 25 Ha tersebut, sehingga atas akan selesainya pembelian tanah 25 Ha tersebut dipastikan proses kenegerian UPNVJ akan tuntas pada tahun ini juga.

Disampaikan juga bahwa tarik menarik kepentingan antara yayasan pengelola UPNVJ selama ini dalam proses kenegerian UPNVJ menjadi hal yang wajar, namun bahwa keberpihakan akan mutu dan kualitas pendidikan dari setatusnya menjadi negeri adalah hal yang menjadi seseyogyaan untuk membangun universitas yang lebih berkualitas. Tarik menarik tentang SDM yang statusnya akan berubah menjadi pegawai negeri juga tidak kalah pentingnya. namun bahwa dominasi faktor usia menjadi kendala tentang perubahan status karyawan sehingga tidak semua dapat menjadi PNS, walhasil UPNVJ masih harus menanggung biaya gaji karyawan yang statusnya masih sebagai pegawai swasta nantinya.

Rektor mengajak bekerja sama dengan Alumni untuk sama-sama menggunakan lahan 25 Ha tersebut sebelum dibangun untuk berbagai kegiatan yang menghasilkan seperti kegiatan agro bisnis, outbond dan lain-lain, sehingga lahan tetap menjadi lahan yang produktif sebelum dibangun gedung perkuliahan sebagai bagian dari prasyarat kenegerian.

Menyikapi peningkatan kualitas pendidikan dalam rangka menjelang kenegerian, di Fakultas Ekonomi sudah sedang dalam proses penggantian Dekan Fakultas Ekonomi, dimana dari 3 calon Dekan 2 di antaranya adalah lulusan Amerika yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas universitas di fakultas Ekonomi, demikian juga hal yang mendesak segera dilakukan adalah penggantian Dekan Fakultas Teknik, dimana yang seperti alumni ketahui bahwa proses pengaktifan jurusan Tekstil dan upaya alumni untuk berperan serta dalam peningkatan kualitaslulusan sarjana teknik tidak mendapatkan dukungan penuh dari Dekan Fakultas Teknik.

Seminar-seminar tingak nasional dan internasional akan digelar juga oleh pihak civitas akademika UPNVJ yang melibatkan CNSS - Center For National Securities Studies yaitu sebuah lembaga Thing Tank tentang keamanan negara yang selama ini masih berkutat di TNI AU saja yang seyogyanya menjadi lembaga think Tang di TNI secara keseluruhan. Seminar yang lebih dekat akan dilaksanakan akan dihadiri Jenderal purnawirawan Luhut Panjaitan untuk menguatakan wawasan kebangsaan pada generasi terdidik di universitas.

Penyampaian program 3 in 1 yang berisi  Wawasan Kebangsaan, Entepreanurship dan Leadership juga disampaikan berulang dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan universitas yang punya poin penting pada pembangunan CHARACTER yang tidak hanya menekankan pada faktor keturunan atau warisan, di mana unsur 'pengaruh' juga akan menjadi poin penting untuk membangun karakter generasi yang memiliki kualitas tinggi dalam pandangan membangun masyarakat, bangsa dan negara tercinta sehingga negara kita tidak menjadi pengimport kebutuhan keseharian di tengah-tengah melimpahnya SDA yang selama ini hampir semuanya dikelola oleh pihak asing, apatah lagi menjelang perdagangan bebas Asean yang akan diberlakukan di tahun 2015 mendatang.

Mengantisipasi perkelahian antar mahasiswa di kampus, rektor membuat kunci aturan yang menjadi rule sistm yang kondusif untuk mencegah perkelahian mahasiswa, yaitu punshment yang tegas berupa PENGELUARAN langsung terhadap mahasiswa yang: memicu Perkelahian, Mencuru dan Narkoba. Hal ini menjadi rujukan bagi universitas-universitas lain yang selama ini mengenal UPNVJ sering terjadi perkelahian namun 3 tahun belakangan ini justru tidak ada perkelahian mahasiswa, hal yang pantas untuk diapresiasi tentunya.

Dalam sambutan terakhirnya rektor menyebutkan bahwa mahasiswa terbanyak sekarang ini didominasi oleh FIKES atau Fakultas Ilmu Kesehatan, rupanya pemikiran sederhana akan serapan kebutuhan dalam lapangan pekerjaan sangat diminati oleh para orang tua yang menghendaki anaknya lebih cepat mendapatkan pekerjaan dengan kuliah di jurusan FIKES, bahkan sebelum lulus pun permintaan pekerjaan sudah banyak terjadi terhadap mahasiswa aktif.

Selamat dan Sukses menjalankan Kongres Ikatan Alumni UPNVJ.

(BHD-red).


Selasa, 29 April 2014

DIBUKA PENDAFTARAN KETUA DAN SEKJEN IKATAN ALUMNI UPNVJ

FORMULIR :
PENDAFTARAN CALON KETUA DAN SEKJEN IKATAN ALUMNI UPNVJ
https://docs.google.com/forms/d/1Qq_Yz_PQuzBCeHop7r8gQESbzDLUvVm3kV3uQkbHkA4/viewform 
Silahkan untuk mengisi formulir dan mengirimkanya secara ONLINE ke google Docs kami.
Terima Kasih.

Senin, 28 April 2014

CNSS - CENTER FOR NATIONAL SECURITY STUDIES: "UNITY OF COMMAND"

 Oleh Koesnadi Kardi M.Sc, RCDS* 
Dalam rangkaian memperingati Hari Ulang Tahun ke-66 TNI AU, tepatnya pada 9 April 2012, APCI (Air Power Centre of Indonesia) bersama-sama dengan PPAU (Persatuan Purnawirawan Angkatan Udara) dan CNSS (Centre for National Security Studies) yang didukung TNI AU menyelenggarakan suatu seminar air power yang khusus mengkaji organisasi angkatan udara yang unity of command.
Kegiatan seminar tersebut mengundang para pembicara dari angkatan udara Amerika Serikat, Australia, dan Singapura untuk mendapatkan beberapa masukan yang berkaitan dengan bagaimana peran angkatan udara modern di masa depan.

Sementara pembicara dari dalam negeri akan melibatkan pembicara dari kalangan akademikus (diwakili dari UI), CNSS, PPAU, dan TNI AU.
Mengapa TNI AU membahas tentang organisasi angkatan udara yang bersifat unity of command, apakah makna dari pembahasan tersebut, keuntungan apa yang diperoleh dengan organisasi yang unity of command, dan apakah rencana validasi organisasi tersebut juga mencerminkan organisasi angkatan udara sebagai independence of the air force sebagaimana organisasi angkatan udara di negara-negara lain?
“Air Power”
Sebagaimana organisasi angkatan udara di seluruh dunia, khususnya bagi organisasi angkatan udara di negara-negara maju, yang diawali dari pembentukan organisasi angkatan udara yang pertama di dunia, yaitu RAF (Royal Air Force), langsung menentukan sebagai organisasi yang mencerminkan independence of the air force.
Inggris menyadari benar akan bagaimana pentingnya organisasi angkatan udara yang bertanggung jawab untuk mengendalikan udara dalam rangka menjaga kedaulatan negara di udara.
Kemudian Amerika Serikat yang juga mendirikan angkatan udara pada 1947 berkat upaya yang gigih dari tokoh air power AS dari US Army, yaitu Brigadir Jenderal Billy Michell (penerbang Angkatan Darat AS), yang pada awalnya mendapat banyak tantangan namun kemudian dia dianggap sebagai the founder of the USAF.
Pembentukan organisasi angkatan udara di AS bukanlah tanpa tantangan, karena upaya keras Billy Michell membuatnya sampai diturunkan pangkatnya dan akhirnya dipecat dari US Army.
Namun kemudian AS mengakui upayanya benar dan memahami akan manfaat peran air power dan akhirnya dia dinobatkan sebagai pendiri angkatan udara AS atau yang lebih dikenal dengan USA.
Sebaliknya, dengan negara Indonesia, walaupun kelahiran TNI AU pada 9 April 1946 (lebih tua dari USAF), organisasi TNI AU masih belum mencerminkan independence air force.
Sejak 1965 di mana TNI AU pernah mengalami sejarah kelam pasca-G30S/1965 karena tragedi politik, pemerintah pada saat itu membentuk organisasi TNI yang solid dengan kebersamaan integritas yang berlangsung sampai saat ini.
Walaupun kita menyadari perkembangan air power adalah seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, karena “air power merupakan product of tehnology”, perkembangan organisasi TNI AU sampai saat ini masih belum mencerminkan organisasi yang dikenal dengan sebutan independence of the air force karena masih bercermin pada upaya kebersamaan integritas yang tinggi.
Karena itu, perkembangannya sampai saat ini, organisasi TNI AU masih belum mencerminkan unity of command. Akibatnya, peran yang harus dilakukan juga belum bisa berkembang sesuai dengan tugas pokok yang harus diemban dan sifat-sifat air power juga belum terkomodasi terhadap sifat inti air power, yaitu high, speed, and, range (ketinggian, kecepatan, dan jarak jangkau).
Untuk itu TNI AU sangat berharap tanpa melepaskan diri dari soliditas integritas yang tinggi terhadap angkatan lain, peran air power harus pula muncul pada rencana validasi organisasi TNI AU di masa depan.
Terbang Tinggi dan Jauh
Air power memiliki kekhasan yang ternyata berbeda apabila dibandingkan, baik dengan land power maupun maritime power. Kekhasan air power tersebut, pertama karena mampu terbang tinggi yang tidak dimiliki baik oleh land power maupun maritime power.
Kedua, mampu terbang dengan kecepatan tinggi, bahkan mampu melebihi kecepatan suara. Ketiga, mampu terbang dengan jarak yang sangat jauh (karena selain mampu terbang dengan cepat juga muatan bahan bakarnya bisa ditambah).
Dari ketiga kekhasan inti tersebut akan berdampak pada kemampuan, yaitu (1) control of the air, (2) precision strike, (3) precision engagement, (4) rapid force projection, dan (5) information exploitation.
Dari kelima kekuatan inti tersebut, kekuatan yang pertamalah yang akan dibahas pada seminar air power pada Selasa (10/4) di Executive Club, Persada, di Halim Perdanakusuma. Tema seminar air power tersebut adalah “Roles, Command, and Control of the Air Force in Modern and Irregular War”.
Para pembicara dari Singapura, Col Lim Tuang Liang, Head of Plans RSAF, menyampaikan topik “Strategies for full Spectrum Air Operations”, pembicara dari APDC (Air Power Development Centre), Australia, Dr Sanu Kainikara menyampaikan topik tentang “Air Power in Irregular War”, dan pembicara dari AS, Mr Mike McSpadden, Chief F-16 Engineer, menyampaikan topiknya tentang “The Refurbished RDAF F-16s for TNI AU”.
Inti dari sesi pertama ini para peserta seminar diberikan gambaran tentang bagaimana strategi dari air power yang memiliki kekhasan sehingga mampu melaksanakan semua spektrum operasi udara, bahkan mampu melaksanakan perang secara tidak reguler.
Pada sesi kedua, ada empat pembicara dari dalam negeri, yaitu (1) Dr Andi Widjajanto mewakili kalangan akademikus, (2) Dr Kusnanto Anggoro dari CNSS, (3) Marsdya TNI (Purn) Wrensiwiro dari PPAU, dan (4) Marsma TNI Simamora dari TNI AU.
Topik pada sesi kedua ini khusus membahas potensi yang akan mengancam wilayah kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia sehingga diperlukan peran khusus dari air power.
Untuk itu diperlukan suatu organisasi yang bersifat unity of command, untuk bisa diterapkan bagi organisasi TNI AU yang sesuai dengan makna UU No 3/2002 tentang pertahanan negara dan UU No 34/2004 tentang TNI.
Hasil kajian dari rencana validasi organisasi TNI AU tersebut termasuk organisasi Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) yang selama ini berada pada garis komandonya Panglima TNI (bukan pada garis komandonya Kasau).
Hal ini termasuk organisasi yang bukan mencerminkan unity of command yang diharapkan di masa depan. Pembahasan seminar air power kali ini dimaksudkan sebagai upaya agar TNI AU di masa depan mampu mewujudkan organisasi yang mencerminkan “the first class air force”.
Dengan demikian, peran air power yang dimiliki TNI AU diharapkan mampu memunculkan kekhasannya dan di kemudian hari juga mampu meningkatkan kemampuan information exploitation (air recconaisance, air surveillance, dan air intelligence).
Dengan demikian TNI AU di masa depan akan mampu mengakomodasikan hukum udara dan ruang angkasa yang sampai sekarang dinilai masih sangat lemah. Selain itu diharapkan peran TNI AU dalam menjaga kedaulatan negara akan dapat diwujudkan secara optimum untuk dapat memiliki detterence power yang andal. Bravo TNI AU dan semoga TNI AU tetap jaya di udara. (Sumber: Sinar Harapan , 9 April 2012).

KEPALA STAF ANGKATAN UDARA (KASAU) RAIH GELAR MASTER DI UPN "VETERAN" JAKARTA

LANUD HALIM PERDANAKUSUMA (17/4),- Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, MM, CDSS., menjadi salah satu wisudawan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jakarta dengan meraih Gelar Master, di gedung SMESCO, Rabu (16/4).

Tesis dengan judul "Peran Seleksi Dalam  Menyiapkan SDM Pertahanan Yang Profesional (Studi Kualitatif Lulusan Akademi Angkatan Udara)," menghantarkan Kasau meraih gelar Master dalam Ilmu Manajemen Pertahanan.

Kasau mendeskripsikan dalam tesisnya bahwa rekrutmen dan seleksi Karbol AAU merupakan salah satu fungsi pembinaan personil (SDM) TNI AU yang mempunyai peran sangat strategis dalam mempersiapkan dan menyediakan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan organisasi TNI AU.

Disamping itu kegiatan rekrutmen dan seleksi Karbol AAU didahului dengan kegiatan perencanaan sumber daya manusia berupa penentuan rencana kebutuhan SDM Perwira  TNI AU, khususnya Perwira lulusan AAU. Hal ini berarti bahwa kegiatan rekrutmen dan seleksi Karbol AAU sudah didasarkan pada rencana  kebutuhan SDM TNI AU.

Turut menjadi Wisudawan Mayjen TNI Pandu Wibowo, S.E (Pangdam I/Iskandar Muda), Laksdya TNI (Purn) M. Jurianto, S.E (Rektor Universitas Hang Tuah) Surabaya, Marsma TNI Deri Pemba Syafar (Staf Khusus Kasau), dan Brigjen TNI Ryanto Edyono (Dirdik Sesko TNI).

Wisuda ke-52 Tahun Akademik 2013/2014 UPN "Veteran" Jakarta meluluskan 652 wisudawan terdiri dari: Program D-III 7 (tujuh) orang, Program S-1 444 orang, Program Profesi Dokter 101 orang, dan Program Pasca Sarjana 100 orang.

Lulus terbaik dengan nilai IPK tertinggi diraih Bondhan Dewayani dengan IPK 3,97 dari Progdi S-1 Akutansi Fakultas Ekonomi, dan S-2 predikat IPK tertinggi diraih Anjariah Dwi Astuti, SE., dengan IPK 3,97 dari Progdi S-2 Magister Manajemen, serta sebagai Wisudawan Termuda diraih Nabila Ery Carrera dengan IPK 3,64 Progdi S-1 Akutansi Fakultas Ekonomi yang saat ini berusia 19 tahun 8 bulan.

SELAMAT DAN SUKSES KEPADA

WISUDAWAN/TI UPN “VETERAN” JAKARTA

UPN  “Veteran” Jakarta pada tanggal 16 April 2014 melaksanakan Wisuda Ke – 52, Ahli Madya, Sarjana, Dokter dan Magister periode semester ganjil tahun akademik 2013/2014  bertempat di Gedung SMESCO Jl. Gatot Subroto Jakarta Selatan.


Pada periode wisuda ke-52 ini, UPN “Veteran” Jakarta berhasil meluluskan mahasiswa sebanyak 652 orang yang terdiri dari : 7 orang lulusan Ahli Madya, 444 orang lulusan Sarjana, 101 orang lulusan Profesi Dokter dan 100 orang lulusan Magister. 

Dari 652 orang lulusan periode ini, 17 orang diantaranya  lulusan terbaik yaitu lulusan yang memperoleh nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dan masa studi lebih cepat dibandingkan lulusan lainnya.

SOSIALISASI DAN UNDANGAN PRA KONGRES DAN KONGRES ALUMNI UPNVJ 2014

PRA KONGRES IKATAN ALUMNI UPNVJ akan dilaksanakan pada Hari/Tanggal : Sabtu – Minggu / 3-4 Mei 2014, Tempat : WISMA TNI-AU MULYASARI – CISARUA BOGOR, Jalan Raya Puncak km.80 Bogor Jawa Barat 16750. Perwakilan : 2 (dua) Wakil per Alumni Jurusan, dengan Agenda :
  • Konsolidasi Majelis Alumni UPNVJ untuk menyelenggarakan Kongres Alumni UPNVJ.
  • Pleno Materi Kongres yaitu Anggaran Dasar (AD), Garis Besar Haluan Program (GBHP) dan Penetapan Komisi Pemilihan Ketua Ikatan Alumni dan Sekretaris Jenderal (Sekjen).
  • Penelitian Khusus (Litsus) Calon Ketua dan Sekjen Ikatan Alumni UPNVJ.
KONGRES IKATAN ALUMNI UPNVJ akan dilaksanakan pada Hari/Tanggal : Sabtu – Minggu / 10-11 Mei 2014, Tempat : BUPERTA CIBUBUR JAKARTA TIMUR, Telp. +62 21 844 4948, +62 21 844 5449, +62 21 844 5850. Perwakilan : 3 (tiga) Wakil per Alumni Jurusan, dengan Agenda :
  • Paripurna Materi Kongres yaitu Anggaran Dasar (AD), Garis Besar Haluan Program (GBHP) dan Penetapan Komisi Pemilihan Ketua Ikatan Alumni dan Sekretaris Jenderal (Sekjen).
  • Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan IKA UPNVJ tahun 2011-2014.
  • Pemilihan Ketua dan Sekjen Ikatan Alumni UPNVJ.
UNTUK PENDAFTARAN UTUSAN PERWAKILAN JURUSAN :
  • DODI ILHAM (0852 1596 9911)
  • FAJAR BASUKI (0813 1118 6232)

SOURCE : SOSIALISASI DAN UNDANGAN PRA KONGRES DAN KONGRES

Rabu, 09 April 2014

Krisis Ukraina, Sadarkan Indonesia Pentingnya Kesadaran dan Wawasan Geopolitik


Di akhir tahun 2010 dan kemudian memasuki tahun 2011 tepatnya di masa-masa awal pembentukan Ikatan alumni UPNVJ, saya dengan beberapa kawan alumni di antaranya Fauzi Abdillah, Dodi Ilham dan Muhammad Syahreza, pernah membicarakan tentang aplikasi Global Furute International, yaitu aplikasi untuk mengumpulkan data trend kawasan untuk membuat data trend keamanan kawasan dan global di masa yang akan datang, yang akan diperkenalkan melalui Seminar Internasional yang berharap dapat diprakarsai oleh ALumni UPNVJ. Namun karena berbagai keterbatasan kondisi, utamanya adalah kesibukan para alumni maka harapan itu belum bisa terwujud.

Maksud dari rencana di atas adalah untuk mengkontribusikan kepada bangsa dan negara bahwa betapa pentingnya kesadaran wawasan geopolitik yang sementara ini masih menjadi pemahaman di kalangan tertentu saja, untuk kemudian rencananya mencoba untuk memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia melalui Seminar Internasional tersebut. Tinjauan dari pihak UPN Veteran Jakarta dan Alumninya tentu adalah tinjauan kampus hijau yang menjadi bagian untuk berperan serta dengan kontribusinya sebagai IKON kampus pertahanan di negeri tercinta ini.

Hingga akhirnya sebuah lembaga yang bernama Global Future Institute akhir-akhir ini sedang gencar mengkampanyekan wawasan global berkait dengan stabilitas kawasan utamanya di idang politik dan ekonomi. Global Future Institute (GFI) telah meluncurkan edisi kelima jurnal berkalanya, The Global Review Quarterly dengan mengangkat tema: Gagalnya Revolusi Warna di Ukraina. Yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi terbatas yang diikuti oleh beberapa elemen strategis baik dari jajaran birokrasi pemerintahan, perguruan tinggi, organisasi massa, kamar dagang dan industri (KADIN), maupun dari kalangan mahasiswa.

Dalam kata pengantar diskusi, Direktur Eksekutif GFI Hendrajit menggarisbawahi dua hal penting. Pertama, Indonesia sebagai bagian integral dari berbagai elemen strategis bangsa, mutlak perlu menyimak dan mengkaji berbagai faktor dan dinamika politik yang berkembang, seperti kondisi di Ukraina.

Kedua, dengan menarik hikmah dan pelajaran dari kasus Ukraina, khususnya dengan tumbangnya Presiden Viktor Yanukovich sebagai akibat dari konspirasi antara AS-Uni Eropa dan partai-partai oposisi di Ukraina, maka betapa pentingnya bagi suatu negara untuk memahami dan mengenali nilai strategis wilayah geopolitiknya. Sebab jika tidak, lanjut Hendrajit, maka sejatinya kita sedang membuka pintu yang seluasnya kepada berbagai kepentingan asing, untuk membangun dan menanamkan lingkup pengaruhnya di bumi nusantara.

Pandangan Hendrajit dengan serta merta diperkuat oleh Dr Santos Winarso Dwiyogo, Kepala Divisi Hubungan Bilateral Hubungan Internasional Kantor Sekretariat Wakil Presiden RI, yang diundang secara khusus oleh GFI sebagai pembicara. Menurut Dr Santos, sebagai bukti betapa pentingnya sebuah negara memahami nilai strategis wilayah geopolitiknya, hal itu telah dibuktikan secara nyata oleh Rusia, dalam mengantisipasi campur tangan AS dan Uni Eropa dalam penggulingan Presiden Yanukovich.

“Kalau dulu teori-teori geopolitik yang bertumpu pada McKinder, Alfred Mahan dan Nickolas Spike dimanfaatkan oleh Amerika dan Inggris untuk mengepung Rusia dan melemahkan Jerman yang ketika itu merupakan musuh dari AS dan Inggris, maka sekarang justru sebaliknya. Rusia lah yang justru memanfaatkan teori-teori geopolitik para pakar tersebut untuk memperkuat kepentingan strategis negara beruang merah tersebut.”

Dengan kata lain Dr Santos hendak menegaskan bahwa teori-teori geopolitik Mckinder dan Mahan yang menekankan betapa pentingnya menguasai Heartland (Timur Tengah dan Asia Tengah) agar bisa menguasai dunia, sekarang Rusia telah menerapkan teori geopolitik tersebut untuk membendung pengaruh AS dan Uni Eropa di kedua kawasan tersebut.

Kita lihat bagaimana Rusia dan Cina, sejak 2001 lalu, membuat persekutuan strategis Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang pada hakekatnya ditujukan untuk membendung pengaruh AS di kawasan Asia Tengah.

Nampaknya, pentingnya membangun kesadaran dan wawasan geopolitik, isu utama yang mencuat dalam forum diskusi tersebut. Entjeng Shobirin, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), bahkan memandang kasus Ukraina ini agar menjadi bahan pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia.

“Menurut saya dengan mengkaji dan mendalami kasus Ukraina, pemerintah dan berbagai elemen masyarakat Indonesia sudah saatnya menyadari betapa pentingnya memperjelas orientasi kebijakan politik luar negeri RI yang bebas dan aktif, sehingga kejelasan politik luar negeri yang bertumpu pada kesadaran dan wawasan geopolitik kita, pada perkembangannya akan memperjelas peta permasalahan yang dihadapi oleh kita sebagai bangsa baik kini maupun kelak,” begitu ungkap Shobirin.

Senada dengan GFI, Entjeng Shobirin secara khusus menaruh keprihatinan besar terhadap lemahnya kewaspadaan nasional dari beberapa institusi kenegaraan kita. Maka terkait dengan tema bahasan yang digelar oleh GFI, Shobirin menyarankan agar dalam kajian-kajian GFI mendatang, untuk mengangkat sebuah tema yang cukup strategis: SKENARIO DISINTEGRASI NASIONAL.

Dr Wirawan, anggota Komite Rusia di Kamar Dagang dan Industri (KADIN), menggarisbawahi tiga hal penting.

Pertama, bersepakat dengan pandangan pada forum diskusi bahwa kemampuan Rusia dalam menghadapi dan menyikapi perkembangan di Ukraina pasca kejatuhan Yanukovich dengan menggerakkan pasukannya ke Crimea, telah mempertunjukkan kepada dunia internasional betapa Rusia sangat memahami dan mengenali kekuatan wilayah geopolitiknya maupun tujuan-tujuan tersembunyi dari negara-negara rivalnya seperti AS dan Uni Eropa, untuk menguasai dan membangun lingkup pengaruhnya di Ukraina.

Keputusan Presiden Vladimir Putin untuk menguasai Crimea yang wilayahnya berada dalam kedaulatan Ukraina, membuktikan kemampuan Rusia membaca dan mengenali nilai strategis wilayah geopolitik Crimea terkait kepentingan strategis Rusia dalam melawan skenario pengepungan AS dan Uni Eropa melalui Ukraina. Itulah sebabnya Skenario Revolusi Warna yang coba dimainkan dengan mendukung partai-partai oposisi menggulingkan Yanukovich, pada akhirnya justru jadi titik balik bagi Amerika di Ukraina. Semula sepertinya akan menang, ternyata akhirnya akan menuai kekalahan.

Kedua, Wirawan mendesak pemerintah Indonesia agar menjalin hubungan yang lebih erat dengan Rusia. Karena menurut Wirawan, berdasarkan berbagai informasi yang dia serap ketika berkomunikasi dengan berbagai elemen strategis Rusia, saat ini Rusia memandang Indonesia sebagai negara sahabat. Bahkan setingkat lebih tinggi dari sekadar sahabat. Jadi menurut Wirawan, yang saat ini juga aktif sebagai salah satu pengurus Persatuan Putra-Putri Purnawirawan Angkatan Udara (P3AU), inilah momentum bagi Indonesia dan Rusia untuk menjalin hubungan yang semakin erat di semua bidang.

Aspek ketiga yang digulirkan oleh Wirawan adalah soal Papua. Belajar dari kasus Ukraina, pemerintah Indonesia sebaiknya memperhatikan betula soal Papua. Karena gerakan untuk meng-internasionalisasi Papua di forum-forum internasional, semakin gencar dilakukan.

Pentingnya Indonesia mewaspadai perkembangan di Papua, juga didukung oleh Entjeng Shobirin. Karena menurut Entjeng, Gerakan Papua Raya yang semakin gencar dikumandangkan oleh elemen-elemen OPM(Organisasi Papua Merdeka), pada perkembangannya bisa menginspirasi Gerakan Separatis Dayak di Kalimantan Barat.

Informasi lapangan yang disampaikan Entjeng Shobirin nampaknya seiring dengan gagasan yang dia lontarkan sebelumnya agar GFI mengangkat tema SKENARIO DISINTEGRASI NASIONAL dalam kajian-kajian khususnya ke depan, baik melalui jurnal berkala maupun di situs the global review.

Karena itu Shobirin menyarankan agar melalui GFI, pemerintah Indonesia perlu didesak agar memperjelas arah dan orientasi kebijakan luar negerinya karena dengan begitu kepentingan nasional RI bisa terpetakan dengan jelas, sehingga kepentingan nasional menjadi konkrit di mata masyarakat.

Usmar Ismail, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Dr Mustopo Beragama, merasa perlu mengingatkan forum diskusi bahwa perkembangan yang terjadi di Ukraina sangat menggelisahkan bagi kita di Indonesia. Karena itu Usmar mengingatkan agar Rekomendasi Rand Corporation yang pernah diajukan kepada mantan Presiden Bill Clinton pada 1998 agar Indonesia dibagi jadi 7 bagian, harus tetap menjadi dasar bagi para pemangku kepentingan nasional (stakeholders) politik dan keamanan nasional Indonesia, untuk memperkuat kewaspadaaan nasional Indonesia.

Seruan Entjeng Shobirin dibenarkan oleh Kepala Sub-Direktorat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kementerian Dalam Negeri Bachtiar, yang merasa perlu menegaskan bahwa masih banyak aparat-aparat birokrasi pemerintahan yang menaruh perhatian besar dalam pengembangan kesadaran dan wawasan geopolitik. Dan Kementerian Dalam Negeri khususnya KESBANGPOL, terbuka untuk ikut serta dalam program penguatan kesadaran geopolitik tersebut. Dan dalam hal ini, mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dirintis oleh teman-teman yang tergabung dalam GFI.

Menanggapi Entjeng, Wirawan dan Bachtiar, Dr Santos mengajukan beberapa usulan menarik. terkait Gerakan Sadar Geopolitik. Antara lain dengan:
  1. Membuat Geopolitik Media untuk menginformasikan apa dan bagaimana Indonesia.
  2. Reorientasi Kebijakan Pertahanan/Keamanan yang bertumpu pada Takdir Geopolitik Kita yang berbasis Maritim/Kelautan.
  3. Perlunya Penguataan Indoensian Overseas (Sebagai komunitas intelijen Indonesia di luar negeri).
  4. Menaruh perhatian khusus pada Laut Cina Selatan sebagai Titik Pusat Konflik Global.
  5. Reorientasi Kebijakan Pangan dan Energi.
  6. Penguatan Fungsi Birokrasi
  7. Penguatan Pendidikan Tinggi dan Studi Sejarah Indonesia
  8. Penguatan Otonomi atas dasar Pemberdayaan Lokal.
  9. Penyelesaian Papua secara tuntas dan Mendasaar.
  10. Penguatan Kurikulum Pendidikan
  11. Peningkatan Kapasitas Industri Strategis.
Para Peserta Forum Diskusi Terbatas GFI:
  1. Dr Santos Winarso Dwiyogo. Kantor Wakil Presiden RI.
  2. Bachtiar, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri.
  3. Entjeng Shobirin, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
  4. Wirawan, Komite Rusia Kamar Dagang dan Industri (KADIN).
  5. Usmar Ismail, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Dr Mustopo Bergama
  6. Benny Iqbal, Peneliti Senior Forum Dialog Nusantara.
  7. Igor Dirgantara, Staf Pengajar Fakultas Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Universitas Jayabaya.
  8. Prima MA, Direktur Eksekutif Center for Energy dan Strategic Research Indonesia (CESRI).
  9. Rahmad, Yayasan ABI.
  10. Teguh Esha, Novelis dan Pegiat Seni-Budaya.
  11. Mohamad Kusairi, Pemimpin Redaksi Majalah Energi Indopetro.
  12. Santoso, Mahasiswa Universitas Bung Karno.
  13. Ridwan, Mahasiswa Universitas Mustopo
  14. Teuku Wildan, Universitas Mustopo.
  15. Mega Prativi, Mahasiswi Universitas Mustopo.
  16. Hafdal Syahputra, Mahasiswa Universitas Mustopo.
  17. Malinda D, Mahasiswi Universitas Indonesia dan Pengurus Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS).
  18. Claudia RA, Mahasiswi Universitas Indonesia dan ISAFIS.
  19. Dewi Larasati, Universitas Indonesia dan ISAFIS.
  20. Hernizar Rahman, Mahasiswa Universitas Indonesia dan ISAFIS.
  21. Zidny Ilman, Mahasiswa Universitas Indonesia dan ISAFIS.
  22. Amang, Jaringan Relawan Kemanusiaan (JRK)
  23. Rusman Rusli, Direktur Korporasi GFI.
  24. Ferdiansyah Ali, Direktur Program GFI.
  25. Hari Samputra Agus, Anggota Dewan Pendiri GFI.
Penulis : Tim Redaksi The Global Review plus.

Senin, 24 Maret 2014

UNDANGAN RAPAT ORGANIZING COMMITTEE KONGRES ALUMNI UPNVJ 2014

Nomor : A2-003 / U-IKA / III / 2014
Hal : UNDANGAN RAPAT ORGANIZING COMMITTEE KONGRES ALUMNI UPNVJ 2014

Kepada Yth.
ANGGOTA ORGANIZING COMMITEE
KONGRES ALUMNI UPNVJ 2014
di Tempat

Assalamualaikum wr. wb.
Menindaklanjuti hasil rapat Pembentukan Panitia Kongrea Alumni UPNVJ 2014 pada hari selasa tanggal 18 Maret 2014, yaitu dengan terbentuknya Organizing Committee (OC) dengan komposisi sesuai Notulen Rapat adalah sebagai berikut :

Pembentukan Organizing Committee (OC) :
  1. Ketua OC: Dody Ilham (Kedokteran)
  2. Anggota OC: Suparwo (Komputer), Ade Andika (Hukum), Kholid (Atevet), Ukie fajar (Bank), Ferizal (Hukum), Soerya Dharma (Akuntansi), Irmalia (Bank), Doni HP (Bank), Dhita (Bank).
  3. Catatan :
  • Komposisi keanggotaan OC agar disampaikan kepada alumni yang tidak hadir dalam rapat untuk dimintakan kesanggupanya.
  • Komposisi keanggotaan OC masih perlu ditambah/masih menerima keanggotaan panitia untuk mengoptimalkan kerja kepanitiaan OC.
  • Kepanitiaan OC agar mempublikasikan secara masif.
Maka pertama-tama Pengurus IKA UPNVJ bermaksud mengundang Rapat Organizing Committee (OC) yang akan diselenggarakan pada :

Hari/Tanggal : KAMIS, 27 MARET 2014
Pukul : 18:30 WIB s/d 21:00 WIB
Tempat : RUANG SEKRETARIAT ALUMNI KAMPUS PONDOK LABU JAKARTA SELATAN

Dimohon kehadiranya TEPAT WAKTU agar efektif dan efisien..

Jakarta 23 Maret 2014
Hormat kami,

SETIA GUNAWAN, SE, MM
SEKJEN IKA UPNVJ






UNDANGAN RAPAT STEERING COMMITTEE KONGRES ALUMNI UPNVJ 2014

Nomor : A2-002 / U-IKA / III / 2014
Hal : UNDANGAN RAPAT STEERING COMMITTEE KONGRES ALUMNI

Kepada Yth.
ANGGOTA STEERING COMMITEE
KONGRES ALUMNI UPNVJ 2014
di Tempat

Assalamualaikum wr. wb.

Menindaklanjuti hasil rapat Pembentukan Panitia Kongrea Alumni UPNVJ 2014 pada hari selasa tanggal 18 Maret 2014, yaitu dengan terbentuknya Steering Committee (SC) dengan komposisi sesuai Notulen Rapat adalah sebagai berikut :

Pembentukan Steering Committee :
  1. Ketua SC: Bambang Heda (Komputer)
  2. Anggota SC: Tomy Patria (Perkapalan), Setia Gunawan (Akuntansi), Deny Lesmana (Atevet), Kusumardi Subroto (Atevet), Komar (Komputer), R. Prijambodo (Kedokteran), Popon Lingga Geni (Manajemen), Reza Pahlevi (Mesin), Agung Priyambudi (Akuntansi), Himawan (Ikateks), Yoosca (Ikatik).
  3. Catatan : Komposisi keanggotaan SC agar disampaikan kepada alumni yang tidak hadir dalam rapat untuk dimintakan kesanggupanya.
Maka pertama-tama Pengurus IKA UPNVJ bermaksud mengundang Rapat Steering Committee (SC) yang akan diselenggarakan pada :

Hari/Tanggal : RABU, 26 MARET 2014
Pukul : 18:30 WIB s/d 21:00 WIB
Tempat : RUANG SEKRETARIAT ALUMNI KAMPUS PONDOK LABU JAKARTA SELATAN

Dimohon kehadiranya TEPAT WAKTU agar efektif dan efisien..

Jakartya, 23 Maret 2014

Hormat kami,

SETIA GUNAWAN, SE, MM
SEKJEN IKA UPNVJ



Jumat, 21 Maret 2014

Notulen Rapat Persiapan Kepanitiaan Kongres Alumni UPNVJ 2014

Bahwa pada hari Selasa tanggal 18 Maret 2014 telah berlangsung Rapat Persiapan Kepanitiaan Kongres Alumni UPNVJ 2014 yang bertempat di Sekretariat Ikatan Alumni UPNVJ di Plasa Wardiman Gedung Rektorat UPNVJ, dengan  hasil rapat seperti berikut di bawah ini :

NOTULEN RAPAT

Nama rapat : Persiapan Kepanitiaan Kongres II Alumni UPNVJ
Tanggal : 18 Maret 2014
Peserta :
1. Anggota Pengurus IKA
2. Anggota Majelis ALumn
Agenda :
1. Pembentukan Steering Committee – SC
2. Pembentukan Organizing Committee – OC
3. Tindak Lanjut Koperasi Alumni UPNVJ

HASIL RAPAT :

A. Latar Belakang

1. Kongres Alumni UPNVJ tahun 2011 berjalan sangat Dinamis, harapanya Kongres Alumni UPNVJ tahun 2014 berjalan lebih dinamis lagi.

2. Ketua IKA UPNVJ mengajak mempersiapkan kongres bersama partisipasi alumni :

2a. Akan berakhirnya periode kepengurusan IKA UPNVJ periode 2011 – 2014.
2b. Pengurus mempersiapkan laporan pertanggung jawaban kepenguruusan 2011 – 2014.
2c. Tugas dan kewajiban kepengurusan IKA UPNVJ untuk melaksanakan dan mensukseskan kongres.
2d. Menunjuk salah satu Waketum (Waletum II) untuk mempersiapkan kepanitiaan kongres.
2e. Kesiapan anggaran pelaksanaan kongres.

3. Kepanitiaan harus terbentuk dalam rapat ini.
4. Ketua Umum dan Sekjen IKA UPNVJ Periode 2014 – 2017 harus terpilih dalam kongres.
5. Alumni agar tersosialisasikan acara kongres dan suksesi di dalamnya.
6. Ada Pra Kongres untuk mengefektifkan dan memaksimalkan kongres.
7. Menghimpun Peserta kongres dari simpul ikatan alumni fakultas / jurusan.

B. Terbentuk Kepanitiaan Kongres Alumni

1. Pembentukan Steering Committee

Ketua SC: Bambang Heda (Komputer)

Anggota SC:
Tomy Patria (Perkapalan), Setia Gunawan (Akuntansi), Deny Lesmana (Atevet), Kusumardi Subroto (Atevet), Komar (Komputer), R. Prijambodo (Kedokteran), Popon Lingga Geni (Manajemen), Reza Pahlevi (Mesin), Agung Priyambudi (Akuntansi), Himawan (Ikateks), Yoosca (Ikatik)

Catatan :
Komposisi keanggotaan SC agar disampaikan kepada alumni yang tidak hadir dalam rapat untuk dimintakan kesanggupanya.

2. Pembentukan Organizing Committee

Ketua OC : Dody Ilham (Kedokteran)

Anggota OC :
Suparwo (Komputer), Ade Andika (Hukum), Kholid (Atevet), Ukie fajar (Bank), Ferizal (Hukum), Soerya Dharma (Akuntansi), Irmalia (Bank), Doni HP (Bank), Dhita (Bank).

Catatan :
#Komposisi keanggotaan OC agar disampaikan kepada alumni yang tidak hadir dalam rapat untuk dimintakan kesanggupanya.
#Komposisi keanggotaan OC masih perlu ditambah/masih menerima keanggotaan panitia untuk mengoptimalkan kerja kepanitiaan OC.
#Kepanitiaan OC agar mempublikasikan secara masif.

3. Rencana Waktu Pelaksanaan Kongres : 10 – 11 Mei 2014

C. Tindak lanjut pembentukan Koperasi Alumni UPNVJ

1. Berdapatkan Rapat Pengurus tanggal 15 Mei 2013, pembentukan Koperasi Alumni agar DILANJUTKAN dan DITUNTASKAN.

2. Telah terpilih kepengurusan Koperasi Alumni UPNVJ dan Ketua terpilih telah menyusun BPH Kepengurusan Koperasi Alumni dengan komposisi sebagai berikut :

#Ketua Koperasi : Tomy Patria (Perkapalan)
#Wakil Ketua-1 : Suparwo (Komputer)
#Wakil Ketua-2 : Deni Lesmana (Atevet)
#Sekretaris : Ade Andika (Hukum)
#Bendahara : Yoosca Scantia Dewi (Ikatik)

3. Agar segera dibuatkan SKEP oleh Sekjen untuk ditandatangani Keum IKA UPNVJ.

Demikian Terima Kasih.

Notulis.





Selasa, 18 Maret 2014

ARMADA LAUT MAJAPAHIT MENDUNIA

Masih ingat lagu ini : “…nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudera, menerjang ombak tiada tara, menggulung badai sudah biasa…”


Lagu di atas menggambarkan kejayaan masa lampau dari nenek moyang kita di bidang maritim. Salah satu kerajaan nusantara yang sangat kuat di bidang maritimnya adalah Majapahit. bahkan angkatan lautnya konon salah satu angkatan laut terbesar di dunia pada masa itu. Nah, untuk mengetahui seputar Angkatan Laut Majapahit, berikut saya sampaikan uraiannya sebagai upaya untuk menumbuhkan kembali kebanggaan kita sebagai bangsa yang besar.
 
Konon rahasia kekuatan laut Majapahit sejak jaman Gajah Mada yaitu terletaknya pimpinan yang dipegang oleh Mpu Nala sebagai panglima tertinggi. Mpu Nala dalam membangun kekuatan laut yang tersohor kala itu, beliau menemukan sejenis pohon raksasa yang dirahasiakan lokasinya, untuk membangun kapal-kapal Majapahit yang berukuran besar di masa itu. Persenjataan kapal-kapal Majapahit berupa meriam Jawa. Konon Gajah Mada kecil pernah diasuh oleh tentara Mongol yang dikirim Kublai Khan menyerbu Jawa guna membalas penghinaan yang dilakukan oleh Prabu Kertanegara mencoreng-coreng wajah utusan Tiongkok yang menuntut agar Singosari tunduk di bawah kekuasaan Tiongkok. Gajah Mada diajarkan oleh pengasuhnya orang Mongol itu mengenai prinsip senjata api sederhana. Selanjutnya Gajah Mada mengembangkan senjata api itu untuk mempersenjatai kapal-kapal perang Majapahit ciptaan Mpu Nala yang istimewa itu, hingga mampu merajai wilayah di perairan Selatan (Nan Yang).
 
Keturunan Mpu Nala terus melanjutkan kepemimpinan militer Majapahit. Mpu Nala II tidak segemilang pendahulunya apalagi militer laut sudah demikian parah dalam melakukan tindak korupsi di wilayah kekuasaan masing-masing, sehingga rakyat tidak lagi menghormati kekuasaan pemerintahan pusat. Dan menurunkan wibawa Majapahit di kalangan kerajaan taklukannya.Di masa kehancuran itu Mpu Nala II tidak segemilang pendahulunya. Sehingga seperti yang terjadi kemudian, kekuatan laut yang tersohor di Nan Yang itu saling bertempur satu kapal dengan kapal yang lain.
 
Kapal-Kapal Majapahit





Kapal Jung, Sang Raksasa Lautan!


kapal borobudur
“Orang Jawa sangat berpengalaman dalam seni navigasi. Mereka dianggap sebagai perintis seni paling kuno ini. Walaupun banyak yang menunjukkan bahwa orang Tionghoa lebih berhak atas penghargaan ini, dan menegaskan bahwa seni ini diteruskan dari mereka kepada orang Jawa.”

Demikian tulis Diego de Couto dalam buku Da Asia, terbit 1645. Bahkan, pelaut Portugis yang menjelajahi samudera pada pertengahan abad ke-16 itu menyebutkan, orang Jawa lebih dulu berlayar sampai ke Tanjung Harapan, Afrika, dan Madagaskar. Ia mendapati penduduk Tanjung Harapan awal abad ke-16 berkulit cokelat seperti orang Jawa. “Mereka mengaku keturunan Jawa,” kata Couto, sebagaimana dikutip Anthony Reid dalam buku Sejarah Modern Awal Asia Tenggara.

Tatkala pelaut Portugis mencapai perairan Asia Tenggara pada awal tahun 1500-an mereka menemukan kawasan ini didominasi kapal-kapal Jung Jawa. Kapal dagang milik orang Jawa ini menguasai jalur rempah rempah yang sangat vital, antara Maluku, Jawa, dan Malaka. Kota pelabuhan Malaka pada waktu itu praktis menjadi kota orang Jawa.

Di sana banyak saudagar dan nakhoda kapal Jawa yang menetap, dan sekaligus mengendalikan perdagangan internasional. Tukang-tukang kayu Jawa yang terampil membangun galangan kapal di kota pelabuhan terbesar di Asia Tenggara itu. Bukti kepiawaian orang Jawa dalam bidang perkapalan juga ditemukan pada relief Candi Borobudur yang memvisualkan perahu bercadik – belakangan disebut sebagai “Kapal Borobudur”.

KONSTRUKSI KAPAL
 
Konstruksi perahu bercadik sangat unik. Lambung perahu dibentuk sebagai menyambungkan papan-papan pada lunas kapal. Kemudian disambungkan pada pasak kayu tanpa menggunakan kerangka, baut, atau paku besi. Ujung haluan dan buritan kapal berbentuk lancip. Kapal ini dilengkapi dengan dua batang kemudi menyerupai dayung, serta layar berbentuk segi empat. Kapal Jawa jelas berbeda dengan kapal Tiongkok yang lambungnya dikencangkan dengan bilah-bilah kayu dan paku besi. Selain itu kapal Tiongkok memiliki kemudi tunggal yang dipasang pada palang rusuk buritan.

Kapal Borobudur telah memainkan peran besar dalam segenap urusan orang Jawa di bidang pelayaran, selama beratus ratus tahun sebelum abad ke-13. Memasuki awal abad ke-8, peran kapal Borobudur digeser oleh kapal kapal Jawa yang berukuran lebih besar, dengan tiga atau empat layar sebagai Jung. Pelaut Portugis menyebut juncos, pelaut Italia menyebut zonchi. Istilah jung dipakai pertama kali dalam catatan perjalanan Rahib Odrico, Jonhan de Marignolli, dan Ibn Battuta yang berlayar ke Nusantara, awal abad ke-14 mereka memuji kehebatan kapal Jawa berukuran raksasa sebagai penguasa laut Asia Tenggara. Teknologi pembuatan Jung tak jauh berbeda dengan pengerjaan kapal Borobudur; seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.


 
Gambaran tentang jung Jawa secara spesifik dilaporkan Alfonso de Albuquerque, komandan armada Portugis yang menduduki Malaka pada 1511. Orang Portugis mengenali Jawa sebagai asal usul jung-jung terbesar. Kapal jenis ini digunakan angkatan laut kerajaan Jawa (Demak) untuk menyerang armada Portugis.
Disebutkan, jung Jawa memiliki empat tiang layar, terbuat dari papan berlapis empat serta mampu menahan tembakan meriam kapal kapal Portugis. Bobot jung rata-rata sekitar 600 ton, melebihi kapal perang Portugis. Jung terbesar dari Kerajaan Demak bobotnya mencapai 1.000 ton yang digunakan sebagai pengangkut pasukan Jawa untuk menyerang armada Portugis di Malaka pada 1513. Bisa dikatakan, kapal jung jawa ini disandingkan dengan kapal induk di era modern sekarang ini.

“Anunciada (kapal Portugis yang terbesar yang berada di Malaka pada tahun 1511) sama sekali tidak menyerupai sebuah kapal bila disandingkan dengan Jung Jawa.” tulis pelaut Portugis Tom Pires dalam Summa Orientel (1515). Hanya saja jung Jawa raksasa ini, menurut Tome Pires, lamban bergerak saat bertempur dedengan kapal-kapal portugis yang lebih ramping dan lincah. Dengan begitu, armada Portugis bisa menghalau jung Jawa dari perairan Malaka.

Ilustrasi armada VOC
Pernah menjadi penguasa dunia.
 
Puncak kejayaan Majapahit terukir pada 1450-an. Bayangkan, ketika itu wilayah kekuasaan Jawa mencakup luas mulai dari Nusantara, Indocina, China, dan India. Kejayaan tersebut tak terlepas dari penguasaan teknologi kapal laut yang memang saat ini menjadi satu-satunya
transportasi laut yang menghubungkan daerah-daerah kekuasaannya. Kapal Jong Majapahit sangatlah disegani.
 
Menurut Irawan Djoko Nugroho dalam bukunya Majapahit Peradaban Maritim (2011), jumlah armada Jong Majapahit ketika itu mencapai 400 kapal. Bandingkan dengan armada kapal yang dimiliki VOC (Belanda), EIC, Spanyol, dan Portugis pada tahun sesudahnya (1674). Kalau kekuatan itu digabung, mereka yang menguasai India, Nusantara, Indocina, dan China hanya memiliki 124 kapal.

Sejak Abad III
 
Berdasarkan catatan sejarah dari China dan Portugis, Jawa atau Nusantara melakukan berbagai pelayaran menyeberangi Samudra Hindia dengan kapal besar ke Madagaskar pada abad ke-3 hingga ke-17. Kapal berbobot lebih dari 500 ton itu tentu saja termasuk kapal tercanggih di zamannya. Bukan apa-apa, kapal layar berukuran panjang sekitar 70 meter itu mampu membawa penumpang sebanyak 600 orang.

Kapal-kapal itu biasanya dilengkapi dengan empat layar yang terbuat dari tanaman yang dianyam. Ketika angin berembus, layar-layar itu mudah digerakkan sesuai arah angin. Dengan demikian, laju kapal dapat bergerak lincah sesuai tujuan. Sekali lagi, Jawa telah menunjukkan penguasaan teknologi maritimnya. Coba bandingkan dengan kapalkapal perintis yang dibuat bangsa Eropa.

Kapal Gracedieu buatan Inggris pada 1418 misalnya, memiliki panjang hanya 54 meter. Lagi pula kapal ini tak mampu berlayar. Bertahun-tahun hanya mengapung dan akhirnya ludes terbakar dilalap si jago merah. Lalu, diluncurkan Kapal Christoporus Columbus pada 1492 dan Vasco da Gama (1497). Kapal-kapal tersebut hanya memiliki kapasitas masing-masing 88 dan 171 penumpang.

“Kapal-kapal besar Eropa baru hadir setelah melewati hubungan interkasi dengan kapal-kapal yang digunakan di wilayah-wilayah yang mendapat pengaruh kuat dari Jawa,” ungkap Irawan. Fakta tersebut menunjukkan, perdagangan yang dikelola Jawa jauh melampaui gabungan pedagang besar di wilayah Eropa.
Kedigdayaan Jawa ketika itu benar-benar tak ada yang mampu menandinginya. Dengan armada laut yang kuat dan gagah perkasa itulah, para pendahulu kita mampu mengendalikan pelabuhan-pelabuhan yang menjadi sumber perekonomian Nusantara. Tak berlebihan kalau tempo dulu (abad ke-12) Jawa sangat termasyhur di jagat raya.

Bahkan seorang ekonom China pernah menulis, dari semua kerajaan asing yang kaya raya (memiliki cadangan devisa berlimpah ruah), kehebatan bangsa She-p’o (Jawa) berada di urutan kedua setelah bangsa Ta-shih (Arab). Urutan ketiga ditempati San-fo-Chi (Sriwijaya). Marco Polo mengungkapkan, jumlah emas yang dikumpulkan Majapahit lebih banyak daripada yang dihitung dan hampir tidak dapat dipercaya. Jawa menjadi pemegang rekor sebagai kerajaan yang paling banyak memiliki cadangan logam mulia tersebut.

Uniknya lagi, cadangan tersebut bukan berasal dari perut bumi di tanah Jawa. Bongkahan emas-emas itu dikumpulkan melalui aktivitas pengendalian pelabuhan-pelabuhan di dunia. Saking kaya rayanya Jawa, membuat bangsa Mongol pernah menargetkan penyerangan besar-besaran di wilayah Jawa yang berada di Samudra Selatan (Samudra Hindia). Namun mereka tak pernah berhasil mewujudkan impiannya itu.

Barus dan Cengkeh

Selain menguasai teknologi perkapalan dan navigasi (peta), Nusantara juga diperkuat dengan kekuatan agraris yang tiada tara. Dari ujung daratan Sumatra Utara, tepatnya di Kota Barus, dulu dikenal sebagai penghasil kapur barus yang diperoleh dari pohon kamper (Dryobalanops aromatica). Barus sudah menjadi catatan tertua ahli filsafat termasyhur dari Alexandra, Ptolemaeus sebagai penghasil bahan pengawet yang harganya melebihi emas.

Sudah menjadi rahasia umum kalau jasad Raja Mesir Kuno, Firaun masih utuh hingga kini lantaran dibalsem dengan menggunakan kapur barus asal Nusantara. Sejarah mencatat, sejak tahun 3000 Sebelum Masehi (SM), kapur barus telah melanglang buana ke Mesir. Hal ini menunjukkan, Jawa dan Mesir sudah lama melakukan diplomasi niaga melalui armada laut. Kapur barus ini sudah diniagakan sejak 6.000 tahun silam.

Tak ada cara lain, perdagangan tersebut dapat terjadi melalui angkutan kapal laut. Bergeser ke timur, tepatnya di Maluku, juga terhampar luas cengkeh yang kelak di kemudian hari membuat Belanda sangat bernafsu untuk menguasainya. Catatan mengenai popularitas cengkeh dari Maluku dikemukakan arkeolog Giorgio Buccellati. Dari rumah seorang pedagang di Terqa, Efrat Tengah pada 1700 SM, ia menemukan wadah berisi cengkeh.

Ketika itu di dunia, cengkeh hanya diketahui dapat tumbuh di pulau-pulau kecil di Maluku. Rempah-rempah ini telah menjadi barang berharga bagi para pembesar yang dapat digunakan untuk aneka keperluan mulai dari perasa makanan, minuman, obat-obatan, dan rokok lantaran memiliki cita rasa prima. Cengkeh Maluku bisa sampai ke Efrat tersebut berkat peran para pelaut Jawa yang dengan gagah berani mampu menaklukkan samudra luas hingga ke Timur Tengah, Eropa, dan Cina.

Kalau sekarang ini ekonomi Indonesia terpuruk dan kalah jauh dibandingkan dengan kekuasaan Jawa tempo dulu, tentu ada yang salah dalam membangun dan menata bangsa ini. Laut yang harusnya menjadi pemersatu bangsa terkesan dibiarkan, tak diurus sebaik-baiknya. Terbukti, pelayaran niaga yang melayani ekspor-impor di perairan Nusantara kini dikuasai asing.

Dari seluruh kapal niaga yang melayani kebutuhan tersebut, hanya 10 persen yang berbendara Indonesia. Sisanya, yang 90 persen dioperasikan oleh pihak asing. Ya, kini kita seperti menjadi penonton di rumah sendiri. Kita telah tega meninggalkan sejarah gemilang yang telah terukir itu.

Agar Nusantara Kembali Bersinar

Rakyat Jawa telah menjelma menjadi budak-budak dari kolonialis tersebut.
Popularitas Jawa (Nusantara) mulai meredup ketika para penguasa melupakan lautnya. Itulah yang tercatat dalam sejarah perjalanan bangsa. Dominasi niaga laut Jawa berakhir saat panglima Pajang Senapati memberontak terhadap ahli waris sah Kerajaan Pajang. Lebih dari itu, Senapati malah membubarkan dan menelantarkan armada laut yang selama ini menjadi kedigdayaan Nusantara.

Ia mengisolasi Jawa dari luar. Akibatnya, dominasi negara maritim yang pernah berjaya itu terus meredup. Apalagi para penerus Panembahan Senapati senantiasa menakutnakuti rakyatnya agar tidak melaut dengan kisah angker Nyi Roro Kidul sebagai penguasa laut selatan Jawa. Perilaku raja yang meminggirkan negara maritim dan melupakan sejarah kejayaan sebagai penguasa dunia itu mengakibatkan Jawa kian terpuruk.

Hal ini pula yang mendorong bangsa Eropa, khususnya Belanda, dengan mudah menaklukkan Jawa. Sebagaimana dikatakan Raja Mongol, Kubilai Khan, jika pasukan Mongol mampu mengalahkan Jawa maka negara-negara lain akan tunduk dengan sendirinya. Ia yakin dengan ucapannya itu karena memang tidak mudah menaklukkan tentara dan dominasi niaga yang dibangun Jawa. Sepanjang kariernya, Mongol kalah telak melawan pasukan perang dari Jawa. Prediksi Kubilai Khan memang benar.

Ketika Belanda berhasil menaklukkan dan menguasai Jawa dengan mudah karena memang minim perlawanan dari penguasa Jawa, sejak saat itulah VOC terus berkibar. Ia memonopoli perniagaan hampir setara dengan yang dikuasai Jawa. Sejak itulah, hari demi hari Jawa penuh dengan kegelapan. Nasibnya serupa dengan Eropa pasca-Romawi. Bahkan lebih tragis lagi, rakyat Jawa telah menjelma menjadi budak-budak dari kolonialis tersebut.

Karena itu, pesan Pontjo Sutowo, Pembina Yayasan Suluh Nuswantara Bakti, tampaknya dapat menjadi renungan bagi kita semua. Ia mengatakan, jika kita ingin mewujudkan kehidupan masyarakat bangsa yang maju, modern, sejahtera, dan menjadi adidaya maka kita harus tetap di laut dan menguasai kembali lautan. “Karena itu kita harus menyatukan tekad untuk membangun patriotisme baru yang memiliki akar sejarah yang kuat. Yakni, semangat maritim dengan nilai-nilai budaya kemaritimannya,” ujar Pontjo.

Dengan kata lain, Indonesia dapat bersinar lagi di kancah perekonomian global jika dan hanya jika seluruh pemimpin negeri memiliki kebijakan kuat di laut. Apalagi sekitar 70 persen wilayah Indonesia berupa laut. Tak hanya itu. Indonesia adalah negara yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Dengan keunggulan komparatif tersebut dan didukung sejarah budaya maritim yang kuat, dan kemauan untuk berubah maka niscaya kita mampu mengembalikan kejayaan Nusantara di masa silam.