KONGRES 4 IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Berhimpun dalam perhimpunan Ikatan Alumni untuk jalin silaturahim dan memberikan suara dalam Pemilu Raya Ikatan Alumni UPN Veteran Jakarta.

Silaturahmi Alumni UPNVJ Lintas Jurusan sebagai Pra Kongres

Silaturahmi Alumni UPNVJ Lintas Jurusan di CAFE FIFO yang berlangsung dua kali adalah tonggak digagasnya perhimpunan ikatan alumni yang harus diawali dengan Kongres Alumni UPNVJ.

Keinginan Kuat Memiliki Ikatan Alumni UPNVJ

Dengan keinginan kuat dan upaya intensif untuk berhimpun dalam Ikatan Alumni, maka dimulailah pembukaan Kongres Alumni UPNVJ yang Perdana di Gedung Auditorium Fakultas Kedokteran jam 08.00 tanggal 14 Mei 2011.

Kongres Alumni UPNVJ terlaksana dengan Antusias

Masa-masa aktif dalam lembaga kemahasiswaan seperti terulang dalam bertemunya berbagai pendapat pada saat pembuatan mekanisme lembaga perhimpunan Alumni UPNVJ dalam Kongres yang pertama kali terselenggara.

Rapat-Rapat Kerja Maraton Kepengurusan IKA UPNVJ

Semuanya tidak semudah yang dibayangkan, setelah berjalanya Kongres lalu berjalanlah rapat-rapat kerja pembentukan kepengurusan yang begitu dinamis untuk menggambarkan banyaknya aspirasi yang harus diserap.

Menghadiri Undangan Wisuda, Serah Terima Alumni Baru

Tanggung jawab alumni yang paling terus bertambah tiap tahunya adalah bertambahnya kelulusan alumni baru yang siap memasuki dunia kerja, di sini peran alumni untuk mensupport berbagai informasi kebutuhan kerja diuji.

SPECIAL

Senin, 03 Maret 2014

Jika PTS Jadi PTN

Pemerintah dari tahun 2012 sudah berencana menjadikan beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Kebijakan ini rencananya akan dilakukan di beberapa wilayah yang tidak atau sedikit memiliki PTN.

PTS yang rencananya akan dinegerikan antara lain Universitas Maritim Raja Ali Haji (Kepulauan Riau), Politeknik Manufaktur Timah (Bangka Belitung), Politeknik Batam, Universitas Borneo (Tarakan), Universitas Musamus (Merauke), dan Universitas Bangka Belitung, dan beberapa PTS lainnya di Indonesia.

Di Jawa Barat ada empat PTS yang akan dinegerikan yaitu Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Universitas Sunan Gunung Jati Cirebon, Politeknik Sukabumi, dan Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). Menurut Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, PTS yang akan menjadi PTN dimaksudkan agar PTN di Jawa Barat tersebar dan tidak hanya terfokus di Bandung.

“Jadi, mereka yang berdomisili di daerah-daerah itu bisa memilih PTN, tidak hanya di Kota Bandung. Kami akan berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Jabar,” paparnya seperti dirilis Kompas.com.

Selain itu, ada beberapa PTS lain yang juga berencana mengajukan untuk  dijadikan PTN dengan alasan-alasan tertentu. Universitas Pancasila (UP) yang kampusnya di Srengseng Sawah tak jauh dari Lenteng Agung, Jakarta Selatan, misalnya, akan mengajukan perubahan status dari PTS ke PTN. Juni lalu, dengan ditemani Taufiq Kiemas (Alm.), ketua MPR RI, Rektor Universitas Pancasila  Dr Edie Toet Hendratno SH MSi menemui Mendikbud  Mohammad Nuh di kantornya.

Rencana ini mendapat dukungan dari beberapa tokoh, antara lain Jimly Asshidiqie. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengatakan pemerintah perlu memiliki kampus yang fokus meneliti ide tentang Pancasila. “Ketika muncul ide mengubah UP menjadi kampus negeri, tanpa pikir panjang saya setuju,” kata Jimly di Universitas Pancasila sebagaimana dikutip Tempo.com.

Ketua DPR,  Marzuki Alie, juga memberikan dukungan yang sama terhadap rencana konversi UP menjadi PTN.

Dalam jumpa pers usai acara “Temu Rembuk dan Sarasehan Nasional Kepemimpinan Nasional Ber­ka­rak­ter Pancasila” di Fakultas Hukum Universitas Pancasila, Marzuki mengatakan bahwa UP dinilai konsisten mengajarkan Pancasila pada mahasiswanya.

“Terkait dengan studi apapun memang UP ini mempunyai manfaat yang besar dan ada kesediaan dari yayasan untuk menyerahkan UP kepada pemerintah menjadi PTN. Bagi kami sih, itu hal yang positif,” ujar Marzuki seperti diberitakan Detiknews.com.

Selain UP, masih banyak PTS lain yang berencana dan merasa layak menjadi PTN.

Kebijakan pemerintah mengonversi PTS menjadi PTN itu mendapat penolakan dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI). Ketua Umum APTISI Prof Dr Edy Suandi Hamid dan Sekretaris Jenderal APTISI Prof Dr Suyatno MPd dalam pernyataan tertulisnya mengatakan, keberadaan PTS justru meringankan pemerintah. “Konversi PTS menjadi PTN akan menyebabkan terjadinya akumulasi pembiayaan yang justru akan memberatkan pemerintah,” kata Edy Suandi Hamid. Saat pernyataan tertulis ini disampaikan, APTISI tengah rapat pleno membahas masa depan PTS di Samarinda.

Dalam kesempatan itu juga, APTISI menyatakan penolakan terhadap RUU PT yang salah satu pasalnya berkaitan dengan konversi PTS ke PTN yang nantinya akan diperankan langsung oleh pemerintah.

Sementara itu Sekjen APTISI Suyatno mengatakan pengambilalihan PTS menjadi PTN akan memancing situasi pendidikan tinggi menjadi tidak kondusif. “Ini merupakan langkah dan kebijakan yang tidak bijak,” katanya.

Menurutnya, pengambilalihan PTS menjadi PTN akan menjadi beban keuangan negara dan mendidik masyarakat menjadi bermental pegawai negeri daripada membangun jiwa entrepreneurship. “Keadaan ini akan semakin menumbuhsuburkan budaya korupsi selain melemahkan jiwa kewirausahaan,” ujar Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka itu.

Jakarta, Kompas - Pemerintah bakal terus menambah jumlah perguruan tinggi negeri untuk meningkatkan akses masyarakat ke jenjang pendidikan tinggi. Penambahan PTN itu dengan mendirikan PTN baru ataupun mengonversi perguruan tinggi swasta menjadi PTN.

”Kita perlu meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh seusai pertemuan dengan Ketua MPR Taufiq Kiemas dan Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno, di Jakarta, Rabu (16/5).

Menurut Nuh, APK pendidikan tinggi saat ini masih sekitar 26 persen dan akan terus ditingkatkan menjadi 33 persen. ”Jadi, butuh tambahan kampus, baik dari pemerintah maupun swasta,” kata Nuh.

Saat ini, dari sekitar 130 perguruan tinggi negeri serta sekitar 2.700 perguruan tinggi swasta, hanya bisa ditampung sekitar 1,1 juta mahasiswa baru. Padahal, jumlah lulusan SMA/SMK/MA sederajat sekitar 2,9 juta orang per tahun.

Pertambahan perguruan tinggi swasta sekitar 200 PTS setiap tahun, sedangkan penambahan PTN hanya lima dalam setahun terakhir, termasuk politeknik.

Pemerintah, kata Nuh, akan mendirikan dua institut teknologi baru, yakni Institut Teknologi Sumatera dan Institut Teknologi Kalimantan. Pembukaan PTN baru ini dilakukan untuk menyediakan sumber daya manusia di bidang teknik dan teknologi yang masih kurang.

Nuh mengatakan, pendirian PTN di suatu wilayah didasarkan pada pertimbangan populasi penduduk, posisi geografis, dan kepentingan dari program studi untuk mendukung pembangunan nasional.


Rektor UPNVY: Penegerian UPN Veteran Pilihan Terbaik 

Pengalihan UPN Veteran menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi pilihan terbaik. Keputusan ini merupakan hasil pengkajian akademik dari tiga opsi.

Demikian dikatakan Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Sari Bahagiarti yang didampingi Bambang Wicaksono, Koordinator Tim Penegerian UPN Veteran kepada wartawan di Yogyakarta, Jumat (17/1).
Aksi damai ini dilanjutkan penandatanganan dukungan penegerian di atas kain putih panjang di Rektorat UPN Veteran Yogyakarta.

Dijelaskan Sari, dalam kajian akademik ada tiga opsi yaitu UPN Veteran menjadi PTN di bawah Kementerian Pertahanan (Menhan), PTN di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), atau menjadi perguruan tinggi swasta (PTS).

Berdasarkan kajian akademik, jika menjadi PTN di bawah Kemenhan maka mata kuliah yang diajarkan tentang pertahanan. Sehingga UPN tidak cocok jika berada di bawah Kemenhan. Jika menjadi PTS, kata Sari, banyak aset yang digunakan untuk proses belajar mengajar milik negara.

"Tanah negara jika digunakan untuk swasta, tidak sasuai dengan Tuposi (tujuan pokok dan fungsi)-nya. Kita sudah tiga kali ditegur BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Sedang pegawai kita lebih dari 50 persen adalah PNS (pegawai negeri sipil)," kata Sari.

Karena itu, UPN Veteran bila jadi PTN paling bagus menginduk pada Kemendikbud. Sebab Kemendikbud merupakan kementerian yang paling sesuai dengan program studi yang diselenggarakan UPN Veteran.

Untuk menjadikan UPN Veteran sebagai PTN di bawah Kemendikbud, telah diperjuangkan sejak tahun 2010 lalu. Namun hingga kini masih ada ganjalan sehingga proses penegerian UPN Veteran belum selesai.

Menurut Bambang Wicaksono, kendala yang dihadapi di antaranya masalah status tanah yang dimiliki UPN Veteran. Masih ada 34 dari 72 bidang tanah dalam proses pengalihan ke Yayasan. "Dulu ada tanah dibeli yayasan, tetapi di atas namakan pribadi pengurus yayasan," kata Bambang.

Selain itu, lanjut Bambang, pihak UPN Veteran dan Yayasan belum ada persamaan persepsi sehingga yayasan belum berani melepaskannya. "Sebetulnya tinggal menyamakan persepsi dan dibuatkan berita acara penyerahan sudah selesai," tuturnya.

Menurut Bambang, jika status UPN Veteran tidak segera berubah akan membuat perguruan tinggi ini ketinggalan dengan perguruan tinggi lainnya. Terutama untuk mendapatkan akreditasi sulit dicapai.

Aset UPN Sudah Jadi Milik Kemendikbud

Perubahan statusUniversitasPembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta dari perguruan tinggi swasta (PTS) menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) memang belum terjadi. Namun, upaya menuju perubahan sudah tampak dengan dilakukannya pengalihan aset dari Kementerian Pertahanan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Kewenangan untuk memutuskan peralihan status UPN sendiri berada di tangan Menteri Pertahanan langsung. Meski belum ada keputusan, yang saya tahu saat ini semua aset milik Kemenhan di UPN sudah diserahkan pada Kemendikbud, kecuali tanah,” ujar Ketua Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan (YKPP) Kemenhan Laksda TNI Purn Harry Yuwono kemarin.

Ditemui usai Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta di kampus setempat, Harry menuturkanstatusswastayangselama ini disandang UPN memang cukup unik karena semua aset, baik bergerak maupun tidak bergerak hingga SDM merupakan milik dan berada di bawah pengelolaan Kemenhan. Namun, tampaknya aset tanah akan tetap menjadi milik Kemenhan. “Jika pun benar- benar berubah menjadi PTN, tanah nantinya akan tetap menjadi milik Kemenhan.

Status tanahnya nanti menjadi dipinjamkan pada Kemendikbud yang kemudian ditempati oleh UPN,” ucapnya. Menurut Harry, proses peralihan status dari PTS ke PTN tersebut juga berlaku bagi UPN Veteran yang berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Pengurusan dilakukan bersamaan karena ketiga kampus tersebut berada dalam pengelolaan yayasan yang sama yakni YKPP Kemenhan. Dia pun menginginkan agar status UPN secara hukum dapat segera diselesaikan.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UPN Veteran Yogyakarta Prof Dr Ir Sari Bahagiati Kusumayuda MSc menuturkan, UPN telah memproses peruba- han status tersebut sejak beberapa tahun yang lalu. Saat ini kepengurusan terus berjalan dan pihaknya menyerahkan kepada pemerintah pusat untuk memutuskannya. “Perubahan status masih dalam proses. Kami pun sudah menyerahkan semua urusan kepada pusat. Kami tinggal menunggu keputusan,” ujarnya.

(berbagai Sumber)

Minggu, 02 Maret 2014

Kapal Raksasa Seruduk Indonesia, Suez dan Panama Menyerah

Inilah kapal terbesar sejagat saat ini: Triple E. Panjangnya 400 meter. Tinggi 73 meter, dan lebar 59 meter. Bobot mati 160.000 ton. Memiliki dua baling-baling seberat 140 ton.

Luas kapal ini bisa menampung lebih dari empat lapangan sepak bola. Saking besarnya, kapal ini tidak akan muat jika melewati terusan Suez dan Panama. Jika melintasi benua, kapal ini menggunakan jalur tradisional.

Dipesan ekslusif oleh perusahaan pelayaran nomor satu dunia asal Denmark, Maersk Line, sebanyak 20 buah. Dibuat oleh galangan kapal laut ternama Korea selatan, Daewo. Mulai dibangun tahun 2006. Kapal pertama berlayar pada bulan Juli 2013 melalui Singapura menuju Eropa. Saat ini baru tiga buah yang jadi, Maersk Mc Kinney Moller, Majestic Mersk, dan Mary Maersk.

Nama Triple E diambali dari tiga prinsip yang melekat pada fungsi kapal tersebut. Economy of Scale (Skala ekonomi), Energgy efficient (Hemat energi), Environmentally improved (Ramah lingkungan). Karena konsumsi bahan bakar kapal ini lebih hemat 35% dan menghasilkan emisi CO2 50% lebih sedikit dibanding kapal kontainer yang dioperasikan sejumlah perusahaan pelayaran dunia saat ini.

Kapal ini bisa mengangkut 18.000 TEUs (kontainer). TEUs adalah jenis kontainer dengan panjang kira-kira 7 meter. Sebelumnya kapal terbesar di dunia Emma Maersk mampu mengangkut 14.000 TEUs. Pelabuhan besar duniapun harus menambah tinggi derek mereka agar bisa mencapai tumpukan kontainer yang paling atas.

Panglima Menantang Raksasa

Apakah kapal ini bisa mampir di Indonesia? Mustahil untuk saat ini. Pelabuhan yang dimiliki Indonesia jauh dari ukuran itu. Bayangkan saja, pelabuhan sebesar Tanjung Perak Surabaya pun hanya menerima kapal 3.000 kontainer. Medan, Makassar dan Batam hanya bisa menerima kapal 1.000 kontainer.



Dunia perkapalan memang terus memperbesar ukuran kapal. Ini untuk mengejar efisiensi angkutan barang. Kian besar kapal. Kian banyak yang bisa diangkut. Dan kian murah biaya angkutnya.

Indonesia kian terkucil. Indonesia hanya jadi feeder untuk pelabuhan-pelabuhan besar negara lain. Bahkan dibanding Singapura sekalipun. Singapura yang sebesar telaga tapi memiliki pelabuhan sebesar samudra. Sedangkan Indonesia yang sebesar Samudra hanya memiliki pelabuhan sebesar telaga. Yang mengakibatkan kegiatan ekspor impor Indonesia harus melalui Singapura.

Tapi jangan berkecil hati. Sebentar lagi Indonesia akan bebas dari keterkucilannya. Pasukan BUMN di bawah komando Dahlan Iskan bersama “panglima lautnya”, Dirut Pelindo II, RJ Lino akan merubah sejarah. Berhasil membuat pelabuhan besar yang bisa disinggahi kapal terbesar dunia saat ini.

PT Pengembangan Pelabuhan Indonesia, anak usaha PT Pelindo II awal 2013 lalu langsung beraksi membangun infrastruktur pelabuhan. Untuk menghindari padatnya lalu lintas, PT Jasa Marga langsung diminta membuat jalan tol menuju pelabuhan. Pelabuhan ini terletak 7 kilometer di tengah laut. Proyek ini juga melibatkan PT Kawasan berikat nusantara karena menggunakan tanah miliknya.

Pelabuhan ini bernama New Tanjung Priok atau Pelabuhan Kalibaru. Memiliki kedalaman sampai 16 meter.

Saat pelabuhan New Tanjung Periok selesai dibangun. Pelabuhan itu akan merubah peta logistik nasional dan internasional.

Pelabuhan itu membuat arus ekspor impor Indonesia tidak lagi melalui Singapura atau Hongkong. Bisa langsung ke Amerika dan Eropa atau tujuan lain. Biaya angkut terpangkas sampai 40%. Yang mendorong produk dalam negeri dapat lebih bersaing dengan produk dari Tiongkok atau Thailand di pasar dunia.

Pelabuhan Indonesia akan sejajar dengan 16 pelabuhan besar dunia yang tersertifikasi menangani muatan kapal seukuran Triple E. Tidak kalah dengan Singapura.

Pelabuhan itu dibangun tanpa menggunakan APBN sepeserpun. Padahal biaya pembangunan pelabuhan ini tidak main-main, 40 triliun. Pemerintah hanya diminta mengeluarkan izin oleh sang penggagas: RJ Lino. Selebihnya dia yang urus. Kini pelabuhan itu sesaat lagi menjadi nyata. Pelindo II sudah membangun 50% infrastruktur pelabuhan.

Hari Selasa dan Rabu kemarin, Dahlan Iskan pergi ke Jepang. Menyaksikan penandatanganan kontrak pembangunan dan pengoperasian terminal satu New Tanjung Priok dengan perusahaan Jepang, Mitsui.

Mitsui akan membangun bagian suprastruktur dan sumber daya manusia di pelabuhan New tanjung Priok. Suprastruktur itu meliputi crane dan alat-alat di lapangan. Mitsui menggelontorkan USD 300 juta untuk proyek ini. Memberi pembayaran di muka sebesar USD 100 juta. Untuk sewa pengoperasian pelabuhan, Mitsui membayar USD 14 juta setiap tiga bulan kepada Pelindo II. Akhir tahun ini terminal satu ditargetkan selesai dan dapat dioperasikan.

Saat pengoperasian dimulai, bersama Dahlan Iskan dan panglima perangnya: RJ Lino, Indonesia kembali meraih gelarnya yang selama ini hanya berupa selogan: Negara Bahari. Laut Indonesia siap diseruduk kapal terbesar dunia sekalipun. Triple E.

Saat Itu Indonesia benar-benar kembali menancapkan cakarnya. Kembali mengukuhkan diri menjadi salah satu macan Asia. Dan kita boleh berkata: Cukup sampai di sini Singapura.***

Catatan: Sekarang RJ Lino dituntut mundur oleh Serikat Pekerja dan DPR.

Kompasiana Lukman Bin Saleh

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/02/28/kapal-raksasa-seruduk-indonesia-636172.html

Jumat, 28 Februari 2014

Info Alumni : Berminat ke Magister Ilmu Hukum UPNVJ kampus Pondok Labu ?


Berminat masuk ke pasca Sarjana Ilmu Hikum Universitas Pembangunan Nasional Veteran jakarta ? berikut ini kami sampaikan informasi detailnya melalui leaflet Magister Ilmu Hukum, dapat dengan mudah didownload ke hardisk alumni atau siapa saja yang memang ingin melanjutkan studi di Pasca Sarjana Ilmu Hukum. Segala informasi bisa melalui hotline services, atau jika sempat bisa datang langsung ke pusat informasi di Plasa Wardiman Gedung Rektorat UPNVJ. (-bhd)

 

Rabu, 26 Februari 2014

BULETIN ALMAMATER UPNVJ DESEMBER 2013


Kami mencoba membuat tampilan buletin ONLINE dalam tampilan PDF di web ini, semoga ini semua mampu memberikan informasi yang cukup tentang aktifitas alamamter tercinta. Informasi-nformasi ini semoga dapat berkelanjutan dikombinasikan dengan buletin yang ke depanya dimiliki oleh ikatan alumni untuk mendokumentasikan segala kegiatan para alumni yang semoga makin dinamis dalam upaya kontribusinya terhadap Almamater dan perhimpunan alumninya. SEMOGA BERMANFAAT.

PELUNCURAN KAPAL UPN VETERAN JAKARTA

http://www.youtube.com/watch?v=oOkX2FGDXV0

Peluncuran Kapal produksi Mahasiswa Teknik Perkapalan UPN Veteran Jakarta untuk yang kesekian kalinya dan baru kali ini terdokumentasi secara visual. Jila kita menengok besarnya kebutuhan negara kepulauan dan maritim ini akan moda transportasi laut, maka kita seharusnya menengok juga potensi adik-adik mahasiswa kita khususnya di jurusan Teknik Perkapalan, sebuah jurusan yang langka yang berbanding terbalik dengan kebutuhan lulusanya untuk mendukung teknologi bangunan kapal yang sangat besar kebutuhanya.

Sampai saat ini, captive dan peluang strategis ini belum juga dioptimalkan oleh Universitas pembangunan Nasional Veteran Jakarta sebagai yang memiliki jurusan teknik perkapalan yang terbilang langka ini sebagai sebuah peluang besar memasuki pengembangan teknologi bangunan kapal yang sangat besar posisi strategisnya di negara kepulauan / maritim ini.

kali ini mahasiswa meluncurkan Kapal Patroli Engine Outboard 2X 85 HP sebagai bagian dari kontribusi riil kebutuhan kapal patroli di Maluku Utara. Jika saja ada pihak partnership yang bgerani menggawangi re=iset secara akademik dan kemudian memfasilitasi workshop bahkan pabrikan yang dikhususkan untuk memproduksi kapal-kapal yang lainya, banyak nilai yang dapat dipetik baik tangible maupun intangible, dan berpeluang pula memasuku dunia bisnis strategis pada pembuatan secara masal kapal-kapal yang diproduksi oleh lulusan jurusan teknik perkapalan UPN Veteran jakarta.(by: Bambang Heda)

TEST PELUNCURAN KAPAL UPN VETERAN JAKARTA 
KAPAL PATROLI ENGENE OUT BOARD 2X 85

PELUNCURAN KAPAL UPN VETERAN JAKARTA KAPAL PATROLI ENGENE OUT BOARD 2X 85 HP KARYA MAHASISWA PERKAPALAN UPNVJ

Mahasiswa Teknik Perkapalan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) membuat kapal sebagai bentuk pengabdian diri untuk masyarakat, sekaligus membantu nelayan Pandeglang dalam rangka memajukan dan membantu nelayan Pandeglang.
Kapal buatan Fakultas Teknik UPNVJ
Kamis, 13 Desember 2012, menjadi hari yang paling mendebarkan sekaligus ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa Teknik Perkapalan. Hari itu bukan hari biasa karna bertepatan dengan Edu Festival menjadi alasan kenapa kondisi lapangan kali ini ramai tak biasanya.

Acara ini bertepatan dengan rangkaian Diesnatalis UPNVJ yang memasuki angka emas yakni 50 tahun, yang turut memamerkan sejumlah karya dari Fakultas Teknik tak terkecuali Teknik Perkapalan yang menyumbangkan sebuah kapal nelayan bermotor. Mereka terinspirasi dari Tridharama Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. “Kita melihat bahwa Pandeglang potensinya bagus namun disana belum tersentuh,” jelas Bijak Fadhil, salah satu mahasiswa Teknik Perkapalan yang berkecimpung dalam proyek ini.

Bijak menuturkan, butuh waktu dua puluh hari dalam proses produksi kapal tersebut. Mulai dari menggambar konsep kapal lalu percetakan sampai praktek pengecoran. Bahan utama yang digunakan adalah fiberglass. Seluruh mahasiswa Teknik Perkapalan turut andil dalam proses pengerjaannya, namun konsepnya sendiri dicetuskan oleh angkatan 2009.

Keistimewaan dari karya mahasiswa dari Fakultas Teknik Perkapalan ini adalah penggunan mesin motor pada kapal buatannya. Pembuatan kapal ini dilakukan oleh mahasiswa teknik perkapalan yang dibiayai penuh oleh UPN sendiri, dan semua bahan dalam pembuatan kapal tergolong mudah untuk didapatkan sehingga tidak memiliki kendala berarti dalam pembuatannya. “Pembuatan kapal ini memakai bahan yang terbuat dari fiberglass agar lebih kuat dan tahan lama untuk kedepannya,” tutur bijak selaku konseptor dan pelaksana.

Selasa, 25 Februari 2014

Sejarah Singkat UPN Veteran Jakarta


Setelah Indonesia Merdeka para pejuang Kemerdekaan RI beralih peran dari partisipasi dalam revolusi fisik ke pembangunan untuk mengisi kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal17 Agustus 1945. Pada tanggal 15 Desember 1958, di Yogyakarta melalui pemufakatan beberapa pejuang kemerdekaan mendirikan sebuah Akademi yang dinamakan Akademi Pembangunan Nasional "Veteran" dengan membuka jurusan-jurusan : a) Tata Perusahaan; b) Pertanian; c) Teknik Kimia; dan d) Geologi Pertambangan.

Selanjutnya Akademi tersebut dikembangkan menjadi Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional "Veteran" dengan 6 (enam) Fakultas, yaitu : a) Fakultas Teknik Geologi; b) Fakultas Perminyakan; c) Fakultas Tambang; d) Fakultas Teknik Kimia; e) Fakultas Pertanian; dan f) Fakultas Ekonomi.

Perkembangan Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta dimulai dengan berdirinya 3 (tiga) Akademi yaitu Akademi Bank, Akademi Tekstil dan Akademi Tata Laksana Pelayaran Niaga Yos Sudarso yang berada dibawah naungan Lembaga Pembinaan Kader Pembangunan ( LPKP) yang disyahkan dengan Akte Notaris R. Kardiman Nomor: 14 tanggal7 Januari 1963.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Veteran dan Demobilisasi RI Nomor : 09/KPTS/1967, tanggal 21 Pebruari 1967, ketiga Akademi tersebut diintegrasikan kedalam PTPN Veteran dengan PTPN Veteran Cabang Jakarta.

Berdasarkan Surat Keputusan Menhankam/Pangab : Nomor : Skep/155/1977 PTPN "Veteran" Jakarta berubah nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Cabang Jakarta.

Pada tahun 1980 UPN "Veteran" Cabang Jakarta menambah Jurusan Pendidikan Ahli Teknik (PAT) Informatika dan Komputer, dan tahun 1987 berdasarkan Surat Keputusan Menhankam, Akademi Akuntansi dan Akademi Teknik Veteran yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Pembinaan Keluarga Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Cabang Jakarta diitegrasikan kedalam Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Cabang Jakarta meliputi 6 (enam) Akademi, yaitu : a) Akademi Bank, b) Akademi Akuntasi "Veteran" c) Akademi Tekstil, d) Akademi Maritim (Teknik Bangunan Kapal), e) Akademi Teknik Veteran, f) PAT Informatika dan Komputer.

Selanjutnya Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Cabang Jakarta menjadi Universitas yang mandiri penuh terlepas dari induknya Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, sesuai Keputusan Menhankam Nomor: Kep/01/11/1993, terdiri dari 3 (tiga) Fakultas yang menyelenggarakan Program Pendidikan S-1 dan D-III.

Dalam meningkatkan kadar pengabdiannya Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta melalui pelaksanaan keterkaitan dan kesepadanan telah melaksanakan keputusan Mendikbud dan Menhankam dengan Nomor: 0307/0/1994 dan Kep/10/XI/1994 yang intinya merubah Status Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta, dan program yang diselenggarakan menjadi 5 (lima) Fakultas, disamping 3 (tiga) Akademinya yang memasuki phasing-out.

Dalam perkembangan selanjutnya Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta menjadi perguruan Tinggi Swasta yang bernaung dibawah Pembinaan Departeman Pertahanan Keamanan RI sesuai dengan Surat Keputusan Menhankam, Nomor: Kep/62/III/1999, sedangkan operasional pendidikan menyesuaikan diri dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dilingkungan Depdikbud dan Depkes.

Perkembangan berikutnya berdasarkan Keputusan Menhankam Nomor: Kep/03/1I/1993, tanggal27 Pebruari 1993 Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, menjadi satu Universitas yang secara administratif wewenang dan tanggung jawabnya berada dibawah pembinaan Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) dan secara teknik oprasional pendidikan berada dibawah pembinaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan c/q Kopertis Wilayah III serta Depertemen Kesehatan.

Sesuai Keputusan Mendikbud Nomor Kep./017.018.019/D/0/1995 untuk seluruh jenjang pendidikan Diploma III mendapatkan status "DISAMAKAN" , sedang untuk seluruh jenjang pendidikan Strata-1 mendapatkan status 'TERDAFTAR".

Sesuai dengan perkembangannya, berdasarkan Keputusan Mendikbud RI Nomor 0326/U/1994 tanggal15 Desember 1994 tentang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang intinya menyatakan bahwa pengawasan mutu dan efisiensi perguruan tinggi dilakukan oleh BAN-PI, maka pada tahun 1999, UPN "Veteran" Jakarta mengajukan status akreditasi program-program studinya ke BAN-PT. dan pada tahun 2000 setelah melalui serangkaian desk-evaluation terhadap borang akreditasi dan evaluasi diri program-program studinya dan visitasi dari BAN-PT, maka seluruh program-program studi yang berada dibawah fakultas di lingkungan UPN "Veteran" Jakarta telah berhasil mendapat akreditasi BAN-PT.

Pejuang Muda Itu Bernama Pak Cik



Berjuang ! Sebuah tindakan yang kita butuhkan untuk mencapai masyarakat yang lebih baik! itulah slogan dari Sayed Junidi Rizaldi dari salah satu blognya sebagai media komunikasinya, untuk menyampaikan apa yang sedang dikerjakannya untuk PERUBAHAAN!.

Terlahir dari keluarga yang sederhana dari ayahnda yang bernama Sayed Abdul Rachman bin Sayed Usman dan ibunda yang bernama Syarifah Rodiah binti Tengku Sayed Umar yang mempunyai jiwa yang luar biasa, dilahirkan di Dumai pada hari Kamis, 19 Desember 1974, bintang Sagitarius, Shio Macan. Menikah dengan Rr. Setyowati dan mempunyai 2 orang anak, anak pertama Sayed Aqbil Ruhullya Muntazhar , yang kedua Syarifah Risya Dara Saqueena.

Sayed Junaidi Rizaldi di UPN Veteran Jakarta masuk pada angkatan 1993 di Akademi Tekhnik Veteran Jakarta (ATEVET), lalu pada tahun yang sama juga masuk ke dalam aktifis jurnalis mahasiswa di Lembaga Penerbitan Majalah (LPM) Aspirasi. Jiwa petualanganya, membawa Sayed yang kemudian akrab dengan panggilan Pak Cik ini menjadi Aktifis Pecinta Alam Wanadri yang terkenal sebagai pencetak mental-mental ulung para anggotanya yang survive dan eksis serta tidak sedikit yang kemudian menjadi Tokoh Nasional. Sangat mungkin ke depannya, Pak Cik semoga juga menjadi salah satu tokoh nasional yang benar-benar mampu membuat PERUBAHAN yang baik dan maju pada masyarakat yang dipimpinya.

Pak Cik juga memiliki jiwa seni, terbukti di debut awalnya sebagai mahasiswa di UPN Veteran Jakarta, bahu membahu dengan cikal bakal pekerja seni lainya di almamater turut membidangi berdirinya Teater Hijau Lima Satu (THLS). Dan ciri dari jiwa seninya, Pak Cik banyak menggubah puisi-puisi yang bernada patriotik sesuai dengan panggilan jiwanya sebagai Agen Perubahan. Inilah yang kemudian mengilhami aktifitasnya sebagai Aktifis Mahasiswa yang berkarakter kuat untuk merancang dan menyusun pergerakan dari satu noktah menjadi bola salju yang kemudian berperan besar bersama gerbong aktifis pergerakan mahasiswa dari UPN Veteran Jakarta mewarnai Gerakan Reformasi 1998.

Keuletanya menjalin hubungan dan menset-up ide pergerakan mahasiswa mulai terlihat di tahun 1996 ketika diskusi-diskusi pergerakan mahasiswa dalam rangka menyikapi perkembangan demokratisasi yang dikuatirkan akan mengalami musibah kehancuran, ketika kekuasaan nasional saat itu sudah dikuasai selama 30 tahun atau 5 Pelita oleh presiden pada saat itu yaitu H. M Suharto. Diskusi-diskusi inspiratif yang membangun pemikiran progresif terus dikembangkan dari diskusi-diskusi di tingkat internal kampus sampai ke luar kampus bahkan ke institusi-institusi pergerakan yang memiliki visi yang sama untuk perubahan yang lebih baik.

Komunikasi dengan lembaga formal kemahasiswaan di kampus pada saat itu yaitu dengan Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) terus dijaga dan dikembangkan oleh Pak Cik dalam rangaka menyebarluaskan wawasan pergerakan yang pada akhirnya didedikasikan sebagai motor penggerak perubahan dari almamater UPN Veteran Jakarta tercinta yang berperan besar dalam Reformasi 1998. Bahkan jika ditelaah dengan seksama dengan analisa yang mendalam, bahwa gerbong utama pergerakan mahasiswa secara praktis dan taktis, dalam langkah-langkah yang tartil menuju Pergerakan Reformasi 1998 sebenarnya justru dimulai dari UPN Veteran Jakarta Pondok Labu.

Aktifitas pergerakan Pak Cik di luar kampus pada awal tahun 1997 bersama dengan sahabat karibnya semasa itu yaitu Dodi Ilham (Mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN dan Aktifis UKM Karate), awalnya bahu membahu menggalang kekuatan pergerakan di Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) di mana keduanya menjadi ikon dan rujukan bagi kawan-kawan pergerakan mahasiswa dari kampus-kampus lain. Sampai pada suatu titik pergerakan FKSMJ dikategorikan membahayakan pemerintah dan kekuasaan pada saat itu sehingga FKSMJ mendapatkan pencekalan dan penangkapan para aktifisnya, karena pada saat yang sama demonstrasi melawan kebijakan-kebijakan pemerintah sudah berkobar masif dari kampus ke kampus. Hingga rumah kontrakan para aktifis pun menjadi sasaran penggeledahan, namun dengan maintain informasi yang solid dari organ pergerakan yang efektif, tidak ada aktifis dari UPN Veteran Jakarta yang tertangkap di sekitar kampus UPN dan dari rumah kontrakan aktifis yang digeledah aparat.

Pada saat FKSMJ dicekal dan para aktifisnya sebagian ditangkap, komunikasi intensif dengan organ pergerakan lain yang pada saat itu dikenal cukup radikal yaitu Forum Kota (FORKOT) tetap terjalin, sehingga di masa fakum FKSMJ akibat pencekalan dan penangkapan, yang mengambil alih peran aksi-aksi di jalanan adalah FORKOT yang mengadakan aksi demonstrasi semakin menggila dengan prinsip yang Non Kooperasi. Pemerintah pada saat itu menilai bahwa justru FKSMJ lah yang relative bisa diajak berunding dan bisa berkomunikasi dengan Fforum Kota, sehingga tindakan pencekalan kemudian direlease dan aktifis FKSMJ yang ditahan mulai dilepaskan.

Pak Cik yang terus menggalang akar rumput pergerakan mahasiswa untuk memprotes aksi kekerasan dari pemerintah terhadap aksi demo mahasiswa terlihat semakin sibuk dengan aktifitas FKSMJ yang mulai menjadi inti pergerakan reformasi nasional. Organ pergerakan di kampus (almamater) ditata dengan sangat rapi, sehingga komunikasi formal pada saat itu dilakukan oleh Ketua Senat Mahasiswa UPN Veteran Jakarta yaitu Sdr. Popon Lingga Geni yang memiliki SDM aktifis-aktifis hebat di Kampus Hijau yang bersama-sama Pak Cik dan team pergerakan mampu mengajak para aktifis senior untuk turun gunung, oleh karena isu sentral sudah sangat memanas di media baik cetak maupun elektronik. Isu meminta presiden H.M Suharto mundur tidak terelakan lagi menjadi bola salju yang terus menggelinding dengan derasnya, dan melibas apa saja yang menghalangi.
Di sisi lain, komunikasi politik dari agen pergerakan mahasiswa dengan penguasa dan tokoh nasional benar-benar sudah sangat intensif dan agresif sebagai bagian dari konstelasi politik nasional dengan jargon Reformasi dan Penurunan Presiden. Bahwa kemudian terjadi pertemuan kesamaan gagasan dengan tokoh-tokoh reformasi, adalah diyakini sebagai hasil baik dari bola salju pergerakan mahasiswa yang intensif dan konsisten mempertemukan pemikiran-pemikiran dan langkah aktual untuk memblow –up isu nasional untuk perubahan yang diinginkan rakyat, dan di situ ada peran besar Pak Cik bersama Popon Lingga Geni dan Dodi Ilham serta organ pergerakan kampus UPN lainya yang peranya juga sangat signifikan.

Sampailah pada kulminasi pergerakan reformasi yaitu Presiden Suharto mengundurkan diri dari jabatan presiden dan digantikan oleh wakilnya yaitu BJ. Habibie, namun tentu pergolakan politik belum mereda, malah semakin memanas. Pergantian kepemimpinan menjadi babak baru penyelesaian berbagai masalah, yang tentu masih membutuhkan dukungan idealisme mahasiswa untuk ikut menyelesaikan berbagai persoalan sebagai agenda yang harus dituntaskan. Ketidak puasan ada di mana-mana oleh karena  posisi birokrasi yang tidak pas ketika Presiden Habibie menjabat dan mengambil berbagai kebijakan yang dinilai tidak pro terhadap rakyat. Pak Cik dengan FKSMJ dan organ pergerakan di kampus-kampus yang mendukungnya terus bergerak, tiada hari tanpa demonstrasi. Namun seiring waktu berjalan, dengan itikad baik dari para tokoh politik nasional yang didukung mahasiswa dan rakyat, berangsur-angsur kondisi stabil setelah representasi suara rakyat masuk dalam pemilu dan juga menghasilkan pemimpin-pemimpin baru yang berusaha mengaktualisasikan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik dan demokratis.

Betapapun pada saat ini sudah terjadi perbaikan di berbagai kelembagaan pemerintahan dan parlemen bukan semata menjadi buah perjuangan yang harus dinikmati, karena sejatinya perjuangan itu tidak pernah akan berhenti. Maka peran serta dalam rangka kontribusi riil anak bangsa dalam berperan serta membangun bangsanya, Pak Cik mendedikasikan langkah politiknya bergabung dengan Partai HANURA, sebagai kanal aspirasinya dalam intra parlemen. Kepercayaan yang didapat dari masyarakat adalah dengan menghantarkanya sebagai Ketua DPD Partai Hanura dari Propinsi Riau dari tahun 2009. Dan hajat besar yang sedang dibangunnya sekarang ini adalah ikut maju dalam Pencalonan sebagai Gubernur Riau, ini adalah langkah progresif dari perwakilan aktifis pergerakan dan reformasi 98 yang beritikad masuk dalam pemerintahan propinsi yang tentu sudah dilengkapi dengan kesiapan agenda dan ide-ide membangun untuk masyarakat Propinsi Riau. Dan kita sebagai bagian dari Almamater UPN Veteran Jakarta seyogyanya ikut mengapresiasi dan mendorong agar perjuangan Pak Cik selelu menemui titik keberhasilan untuk menggapai keberhasilan yang lainya.

Di beberapa tahun terakhir, Pak Cik juga sudah menyelesaiakn S-2 di Bidang Politik di Universitas Indonesia, semoga ini melengkapi kemampuan intelekturl politiknya dalam rangka mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan Negara. Amin Ya Robb al’alamin. (bhd/-red).

Merubah Tradisi Menuju UPN Gemilang


Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi harus mampu mencetak generasi muda harapan bangsa dan negara yang memiliki kualitas bersaing dengan kampus-kampus ternama di ibukota dalam mengisi kemerdekaan. namun untuk mewujudkan keinginan ini diperlukan sebuah trobosan untuk menghidupkan kembali fakultas ternama yang pernah mengiringi perjalanan panjang kampus "helm baja".menjaadi prioritas utama Mulyadi Widodo Alumni Fakultas Teknik Perkapalan angkatan 1994 Untuk mewujudkan program itu putra asli Kebumen 17 Juli 1975 ini tidak tinggal diam. melalui motto KURUGITAMA (kumpul, Rukun ,giat taat dan manfaat) ingin Menjadikan Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta menjadi universitas yang terkemuka di tingkat Nasional dan internasional.

Namun untuk mewujudnyatakan impian ini tidaklah mudah. Pria yang akrab di sapa Pak Mul ini mengaku miris dengan keberadaan UPNVJ yang tergerus jaman terbukti dengan dibekukannya beberapa jurusan terkemuka yang menjadi perintis dalam sejarah keberadaan UPN Veteran Jakarta yang kini tinggal nama. "di UPN, jurusan Maritim atau teknik Perkapalan , tekstil, atevet atau akademi teknik veteran merupakan jurusan Tua dan Perintis UPNVj" ujar bapak dengan dua orang putra ini.

Ia menanggapi keberadaan Fakultas Teknik perkapalan yang pernah menjadi "rumahnya" ini menyusut pelan. Saat awal lingkungan akademisi yang mengandrungi Kapal ini berada dalam naungan Fakultas, namun seiring perjalanan waktu Fakultas teknik Perkapalan berubah wujud menjadi jurusan perkapalan yang saat ini hilang tinggal nama akibat menurunnya animo mahasiswa baru untuk mengikuti jejak pendahulunya. "jurusan ini kemudian diperkecil kelembagaannya dari fakultas menjadi hanya jurusan dikarenakan alasan animo mahasiswa baru sedikit dan karakter mahasiswa pada masa lampau yang dianggap terlalu Keras," tandas pak Mul.

Menurut Dia Kenyataan ini sangat disayangkan ketika dunia kerja sangat membutuhkan banyak lulusan teknik perkapalan seperti dirinya.namun dengan dibekukanya fakultas ini tidak ada lagi lulusan fakultas teknik perkapalan UPNVJ yang berkualitas yang dibutuhkan dan dicari-cari perusahaan."kenyataannya saat ini saya adalah pengguna langsung lulusan teknik perkapalan , dan karena jumlah kelulusannya dari UPNVJ sedikit maka peluang ini juga diambil oleh alumni-alumni dari perkapalan universitas lain" tegasnya. Pria dengan perawakan tegas ini bekerja di PT Tomo & Son sebagai Jakarta Oprasional Manager dan manager Of natural Resorce Departemen.Beliau menjelaskan sebagaian besar karyawan di perusahaan tempat beliau bekarja saat ini merupakan alumni UPN Veteran Jakarta. "jumlah tenaga teknis perkapalan di kantor kami bekerja saat ini 63 0rang dari 90 jumlah tenaga kerja.ke -63 orang tersebut alumni UPNVJ sedangakan 19 orang lainya dari universitas tekemuka di indonesia" jelasnya.

selain itu dirinya menambahkan setidaknya alumni UPN Veteran Jakarta berbangga hati kepercayaan terbesar di berikan seluas-luasnya kepada kita untuk mengelola perusahaan, beliau menambahkan "sebagian besar alumni Teknik perkapalan menjadi pengelola dalam perusahaan".

kedepannya pak Mul berharap agar alumni dapat memeperhatikan kualitas lulusan UPN Veteran Jakarta kedepan agar tidak kalah bersaing dengan universitas lain, "jadi harus dilakukan review menyeluruh terhadap cara dan pola pembelajarannya"ujar pak Mul.selain itu dirinya meminta agar kelangsungan jurusan teknik perkapalan tetap dipertahankan.

Fokus Berkarir Dengan Kerja Nyata Dan Profesional


Sosok pria bertubuh langsing ini tidak asing lagi bagi kalangan kampus UPN veteran di era tahun 1994, beliau pernah menjabat sebagai ketua senat universitas pada tahun 1997, mengawali karir sebagai ketua senat ekonomi pada tahun 1996, Popon lingga geni nama beliau, lebih akrab di panggil dengan Popon.

Popon merupakan salah satu alumni upn veteran jakarta yang meniti karir di bidang yang agak berseberangan dengan jurusan selama beliau kuliah dulu yaitu fakultas ekonomi mengambil jurusan manajemen. saat ini beliau salah satu pimpinan di perusahaan konsultant politik dan survey.

Mengawali karir sebagai tenaga survey politik pada PT. LSI (Lembaga Survey Indonesia), kemudian menjadi supervisor pada perusahaan survey PT. Lingkaran Survey Indonesia, dan akhirnya sejak tahun 2008 mendirikan perusahaan sejenis bernama PT. Jaringan Suara Indonesia dan menjabat sebagai Direktur Strategik dan program pemenangan.

saat ini pria kelahiran depok, 30 april 1976 ini sudah di karuniai dua orang putra-putri, bernama muhammad Ringga Rizky adha buana dan alisha lovita lingga maharani buah pernikahan dengan salah seorang alumnus upn Veteran Jakarta juga yang bernama Rachmawati yuslina.

Upn Veteran Segera Menjadi PTN


TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Poernomo Yusgiantoro menyatakan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran saat ini dalam proses menjadi perguruan tinggi negeri. Kini Kementerian Pertahanan menunggu keputusan final dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Proses telah kami lakukan," kata Poernomo di gedung Technopark UPN Jawa Timur di Surabaya, Rabu, 10 April 2013. Menurut Poernomo, UPN Veteran didirikan oleh para senior di Kementerian Pertahanan. Tujuannya adalah membantu mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia. "Kebutuhannya waktu itu untuk menjadi perguruan tinggi negeri."

Saran dari Kemendikbud, kata Poernomo, UPN Veteran di Surabaya, Jakarta, dan Jogyakarta nantinya menjadi PTN di bawah Kementerian Pertahanan. "Contohnya sudah ada, yakni Universitas Pertahanan," katanya.

Pembina universitas tersebut ada dua. Pembina administrasi fungsionalnya adalah Kemenhan, sedangkan pembina akademisnya adalah Kemendikbud. "Saya sudah menulis surat kepada Kemendikbud. Bola di Kemendikbud, " kata Poernomo lagi.

Rektor UPN Veteran Jawa Timur, Teguh Soedarto, menyatakan semua prosedur untuk menjadikan UPN perguruan tinggi negeri sudah dilakukan, termasuk visitasi Kemendikbud. "Kami  tinggal menunggu kesepakatan Kemenhan dengan Kemendikbud," katanya.